‘Epilepsi’ dan Kado Tahun Baru 2017 dari PLN Tuk Rakyat Kotamobagu

Kotamobagu1572 Dilihat
Salah satu demo warga Kotamobagu yang menduduki Kantor PT PLN Area Kotamobagu pada medio tahun 2014 lalu. (dok : tribun manado)

Catatan : Audie J.Kerap, Pemimpin Redaksi Kotamobagu Post – Masyarakat Kota Kotamobagu, sudah terbiasa resah dan sakit hati. Hampir tiap hari, entah siang atau malam, lampu listrik padam mendadak. Listrik dibawah tanggungjawab PT PLN Area Kotamobagu, ‘mati-mati ayam’.

Istilah mati-mati ayam atau penyakit Ayan atau Epilepsi, adalah penyakit gangguan pada syaraf otak manusia, datang dan tiba-tiba menyerang, penderita langsung terkapar kejang-kejang, ibarat mati sejenak dan sehat lagi.

Nah, ungkapan ‘Mati-Mati Ayam’ pun jadi istilah bagi sebagian warga Kotamobagu. Penyebutan ini kerap terdengar spontan dari mulut warga, ketika bereaksi saat listrik tiba-tiba mati, hidup lagi, eh mati lagi.

Umpatan kekesalan dengan menyebut mati-mati ayam ini, sudah sering terlontar dimulut banyak penduduk Kotamobagu, dialamatkan kepada para pejabat PT PLN Area Kotamobagu dimomen kambuhnya penyakit pemadaman listrik.

Lampu listrik tiba-tiba mati mendadak. Jika padam di malam hari, mayoritas kawasan Kotamobagu gelap-gulita. Aktifitas hidup warga Kotamobagu, seloah terhenti. Memang Wartawan Kotamobagu Post, beberapa kali memantau saat pemadaman listrik malam hari khusus di Kotamobagu dan mayoritas kawasan Kotamobagu terjadi gelap-gulita.

Masyarakat Kotamobagu diakhir tahun 2016 lalu, sudah mulai belajar lagi menyiapkan lilin atau siaga dengan beberapa fasilitas lampu manual, seperti menyalakan Handphone, atau Lilin dimalam hari saat listrik padam.

Memasuki Tahun 2017, tampaknya PT PLN Area Kotamobagu mulai terbiasa memadam listrik tanpa pemberitahuan. Penyakit ‘Epilepsi’ kumat lagi. Listrik sering padam siang dan malam. Bahkan setelah hidup, eh mati lagi. “Siaaallllll,” ucapan makian spontan seorang rekan beberapa hari lalu, saat Komputernya sudah dihidupkan, tiba-tiba mati mendadak lagi, akibat aliran listrik terputus.

Catatan Kotamobagu Post, pada Tanggal 1 Oktober 2015 lalu, Manager PT PLN Area Kotamobagu Irawan Agus Sulistya, dicopot tanpa sebab dari jabatannya. Pria berprestasi yang sukses mengatasi penyakit mat-mati ayam (baca : pemadam masif listrik), sempat diwawancarai Kotamobagu Post, sebelum dia pindah ke jabatan baru di PLN Wilayah, berkantor di Kota Manado.

Nah, dalam catatan sejak pejabat baru menduduki jabatan manager Area PT PLN Area Kotamobagu, bahkan hingga kurun tahun baru 2017 ini, listrik ‘mati-mati ayam’ kian massif, bahkan Kotamobagu ibarat jadi Kota Hantu, langganan mati listrik di malam hari.

Penyakit ini, faktanya mulai kumat lagi, kebiasaan memadamkan listrik tiba-tiba, atau listrik padam mendadak entah siang atau malam mulai jadi tradisi di tahun baru 2017.

Hingga awal tahun 2017 ini, belum pernah terdengar pihak big bos PLN (Manager Area) yang berkantor di depan Mako Polres Bolmong ini, melakukan jumpa pers guna keterbukaan informasi publik terhadap kinerja PT PLN.

Bagi warga Kota Kotamobagu, apalagi  warga Kabupaten Boltim, Bolsel, Bolmut dan Bolmong Induk, umumnya belum pernah dijangkau sosialisasi pengumuman jadwal pemadaman listrik, ataupun permintaan maaf di media tertentu terhadap kebijakan pemadam listrik yang dilakukan semena-mena alias sesuka gue.

Bahkan, Manager Area yang menjadi ‘big-bos’ PT PLN Area Kotamobagu yang diketahui menjadi penanggungjawab mati-hidupnya listrik di Bolmong raya, namanya nyaris tidak diketahui oleh umumnya pekerja pers di Kotamobagu, apalagi khalayak.

Sikap PT PLN Area Kotamobagu yang menjadi agen pembangunan sebagai jantung perekonomian terhadap aktifitas usaha dan perekonomian, hingga awal tahun 2017 ini, terkesan memelihara budaya ketertutupan informasi publik.

Mulai sosialisasi tarif dasar listrik, hingga tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap masyarakat, belum pernah terdengar riak dan giat publikasinya ke masyarakat.

Sesuai data riset Kotamobagu Post, PT PLN Area Kotamobagu yang memiliki omset Rp6 Miliar perbulan yang berasal dari dompet pelanggan khusus dari Kota Kotamobagu, tidak bersosialisasi diri kepada masyarakat.

Tradisi pemadaman tanpa sebab, Pemadaman Listrik tanpa pemberitahuan, Pemadaman Listrik tanpa permintaan kata maaf kepada publik rakyat Kotamobagu, rupanya menjadi ole-oleh bagi masyarakat Kotamobagu di Tahun 2017.  (****)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.