Gas LPG 3Kg ‘Lenyap’, Masyarakat Kotamobagu Sengsara 

Kotamobagu107 Dilihat

KOTAMOBAGU – Hari ini selasa 7 Oktober 2025, umumnya masyarakat miskin di Kota Kotamobagu dibuat terlantar dan sengsara akibat tidak mendapatkan gas elpiji 3 kilogram berdampak kesulitan memasak makanan untuk dimakan hari ini.

Iya, faktanya hari ini di Kota Kotamobagu Tabung Gas LPG bersubsidi 3 kilogram (Kg) menghilang dari seluruh pangkalan yang ada di kawasan Kota Kotamobagu alias tak ada stok lagi.

indikasi ini dari hasi pantauan Kotamobagu Post, tampak dijalanan para warga berjalan kaki maupun di atas sepeda motor terlihat sibuk mondar-mandir dijalan naik turun warung dan dari pangkalan yang satu ke pangkalan yang lain, untuk mencari gas elpiji, namun kecewa lantaran semua pangkalan kosong.

Tim Kotamobagu Post yang melakukan pantauan jurnalisitik di puluhan pangkalan LPG 3 Kg, mengakui telah kehabisan stok.

Herannya banyak pemilik pangkalan justeru mengakui pasokan gas 3 Kg tinggal mereka terima seminggu sekali.

“Biasanya 3 kali seminggu, namun minggu lalu kami hanya menerima satu kali pasokan padahal kami melakukan order 3 kali,” kata sejumlah pemilik pangkalan pada wartawan Kotamobagu Post.

Pemilik pangkalan juga menyebutkan, pada minggu lalu hanya sekali menerima distribusi gas 3 kg, dan minggu ini atau hari Selasa tanggal 7 Oktober 2025, juga belum ada distribusi gas dari Agen.

Mereka menyesalkan system distribusi yang tidak sesuai jadwal oleh agen yang hanya memasok satu kali dalam seminggu sehingga terjadi kekosongan.

Ketua LP3 Totabuan David Wulur menyatakan, pihak Pemkot Kotamobagu dalam hal Tim Pengawasnya, tidak mampu bekerja maksimal untuk mengawasi distribusi LPG 3 kg bersubsidi.

“Lemahnya pengawasan sehingga stok LPG 3 kilogram bersubsidi untuk kawasan Kota Kotamobagu diduga tidak terdistribusi sesuai kuota dan kami mencurigai ada mafia yang memainkan dan mengambil untung pribadi,” kata David Wulur.

Pemkot Kotamobagu hingga berita ini diturunkan masih belum memberikan pernyataan pers berkaitan dengan kekosongan gas yang membuat masyarakat Kotamobagu menderita. (audie kerap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses