MESKI bahasa tubuh setiap orang berbeda-beda, namun ternyata bahasa tubuh itu bisa menandakan kebohongan, dan kita bisa deteksi.
Hal ini sangat jarang diperhatikan oleh kita saat berbicara karena kadang kita cuma fokus pada penyampaian lawan bicaranya, seperti kata-kata serta ekspresinya. Jadi bagaimana kita bisa mendeteksi kebohongan seseorang ketika berbicara? Dengan begitu kita bisa tahu lawan bicara disaat dia berbohong atau tidak.
Meski begitu, tak ada tanda universal yang akurat dalam membuktikan keakuratan 100 persen bahasa tubuh seseorang yang telah berbohong.
Mengutip dari Brightside, mengetahui hal ini yuk kita simak beberapa cara yang bisa dilakukan dalam memperhatikan seseorang yang sedang berbohong.
Mulai dari jeda respon hingga penyampaiannya secara berulang-ulang. Nah, inilah 4 tips yang bisa kamu ingat saat teman atau lawan bicaramu sedang berbohong:
- Jeda ketika bicara
Jeda ketika bicara adalah salah satu tanda bahwa vokal yang paling umum dalam mengungkapkan seseorang yang sedang berbohong, nah jika lawan bicaramu seperti itu perhatikanlah.
Paul Ekman menjelaskan di bukunya berjudul “Telling Lies: Clues to Deceit in the Marketplace, Politics, and Marriage,” seseorang atau lawan bicaramu kalau sedang berbohong dia akan mengambil jeda lama bahkan lebih lama yang dipikirkan, ada kalanya disaat itu dia sedang merencanakan kebohonganya, mengambil waktu dalam memikirkan yang harus dikatakan.
- Durasi emosi
Selain itu yang menandakan itu adalah druasi emosi, pada umumnya emosi cuma bertahan paling sedikit 5 detik ketika lawan bicaramu sedang berbicara, menurut Paul Ekman.
Jika kalian melihat lawan berbicaramu mengekspresikan emosi ketika menyampaikan sesuatu lebih dari 5 detik, kemungkinan dia sedang menyampaikan perasaan yang tidak sebenarnya.
- Gerakan ekspersi wajah
Seseorang bisa saja menyampaikan emosi atau perasaan yang disampaikan dengan tulus, tapi tidak halnya dengan seseorang yang sedang berbohong. Jika diperhatikan, apakah lawan bicaramu sedang berbicara dengan tulus atau tidak?
Nah, seseorang menyampaikan emosi atau perasaan bisa dikatakan tulus itu dari wajah seseorang yang cepat berubah, demikian menurut jurnal yang ditulis Paul Ekman dan Erika Rosenberg, University of California, Davis, berjudul “What the Face Reveals: Basic and Applied Studies of Spontaneous Expression Using the Facial Action Coding System (FACS).
Serupa dengan halnya ekspresi lainnya, jika benar-benar tersenyum, bukan hanya menggerakan bibir, tapi kerutan wajah mereka terlihat di dekat antara mata dan alis, akibat dari senyuman mereka.
- Penyampaian berulang-ulang kali
Paul Ekman dan Eerika Rosenberg mengatakan bahwa seseorang yang tidak jujur kemungkinan bisa diperhatikan saat mereka kerap kali mengulang kata-kata yang sudah diucapkan.
Bahkan mereka bisa mengucapkan secara terus menerus, memang sih pikiran kita pasti dia akan menyakinkan kita. Meski begitu, itulah yang bisa kita ukur dari reaksi tersebut kita jangan langsung mempercayainya yang mereka katakan. (***)