BOLMONG – Calon Bupati Bolmong Dr Ir.Limi Mokodompit MM mengajak seluruh masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) untuk terus memelihara stabilitas kantibmas, guna suksesnya seluruh tahapan Pilkada Bolmong.
“Tentunya saya terus mengajak kepada seluruh elemen dan komponen masyarakat di Kabupaten Bolmong untuk terus menjaga dan memelihara stabilitas kantibmas dan terus memupuk rasa persaudaraan,” ajak Limi Mokodompit Calon Bupati Bolmong dari PDIP, Selasa 17 September 2024.
Dikatakan, masyarakat untuk tidak terpancing dengan munculnya berita hoax di media social karena Hoax bertujuan untuk memecah belah kerukunan dan persaudaraan yang sudah tercipta di Bolmong selama ini.
Diketahui, sejak pendaftaran Limi Mokodompit dan Welti Komaling pasangan calon bupati dari PDIP di KPU Bolmong, telah mencuat berita hoax dengan beragam tuduhan yang menyesatkan.
Mulai dari isu tidak mendapat partai pengusung, gaya kepemimpinan yang hobi dilayani, propaganda untuk didiskualifikasi oleh KPU yang dibalut dengan pencalonannya akan terganjal aturan karena kebijakan rolling jabatan saat masih menjabat sebagai penjabat Bupati Bolmong.
Senada hal itu, Welty Komaling Calon Wakil Bupati dari PDIP juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak menelan mentah-mentah isu hoax dan propaganda mengarah kepada berita kampanye hitam. Calon pemimpin rendah hati dan sederhana itu tetap tenang.
“Isu itu bentuk luapan tidak puas oleh segelintir orang tidak yang bertanggung jawab, yang tidak menginginkan kemajuan di daerah . Kita tidak perlu membalasnya,” ujarnya, Selasa (17/9/2024).
Baginya, menyebar kebencian demi kekuasaan bukanlah jalan yang benar dan tidak pantas disuguhkan kepada masyarakat. Menurutnya, merebut kekuasaan dengan cara tidak baik akan merusak pola pikir masyarakat.
“Ujung-ujungnya stabilitas keamanan, pemerintahan dan harmonisasi di masyarakat tertanggu,” ucapnya.
Dikatakan, Pilkada bukan persoalan menang kalah. Namun lebih dari pada itu, yakni memilih pemimpin yang baik dan benar serta bijaksana.
“Mari kita ingat pesan leluhur kita, Mototompiaan, Mototabian, Mototanoban. Semua itu mengajarkan kita untuk bersatu dan tidak terpecah belah karena perbedaan,” ujar Limi Mokdompit dan Welti Komaling. (audie kerap)