KOTAMOBAGU – Managemen Bank Bukopin yang kini berlabel Bank KB Cabang Kotamobagu diduga melakukan sikap meresahkan bagi warga di Bolaang Mongondow Raya khususnya pensiunan yang menggadaikan gaji mereka.
Pasalnya, managemen Bank KB yang dipimpin oleh Yussy Sanger diduga sengaja mempersulit bagi nasabah Bank KB yang hendak melakukan proses pembayaran pelunasan hutang mereka.
Nasabah yang umumnya sudah lanjut usia alias tua renta, bahkan harus bolak balik ke Kantor Cabang Bank KB beralamat di Kelurahan Mogolaing komplek Lapangan untuk mengurus proses pelunasan, namun hanya ditolak dengan berbagai alasan oleh pihak Bank.
“Kami ingin membayar pelunasan hutang kami, namun ditolak oleh pihak bank dengan alasan nanti dilakukan penjadwalan hingga tiga bulan kedepan. Kesannya mereak sengaja mempersulit agar nasabah pensiunan tidak pindah bank lain,” kata sumber keluarga nasabah Bank KB, minta nama tidak ditulis.
Dikatakan, keinginan untuk melakukan pelunasan hutang yang kesannya dihalang-halangi dan tidak mau diurus oleh pihak Bank KB Cabang Kotamobagu katakana sudah melanggar hak asasi manusia.
“Hak nasabah untuk melunasi hutang kenapa tidak mau dilayani? Kasihan orang tua kami sudah tua dan masih bolak-balik di Kantor Bank KB alias bank Bukopin itu. Kemudian ditunda-tunda tanpa alasan jelas,” kata sumber lainnya.
Mereka mengatakan, jaminan SK Pensiunan orang tua mereka di Bank KB Cabang Kotamobagu sengaja ditahan-tahan padahal sudah mau melakukan pelunasan namun tidak dilayani oleh pihak bank.
“Kalau kami ingin pindah ke bank lain itu hak nasabah kan? Kenapa pimpinan Bank KB Cabang Kotamobagu menghalangi hak nasabah, bukankah nasabah ingin membayar lunas dan mengambil jaminan. Jadi tidak ada alasan pihak bank menghalang-halangi apabila nasabah ingin pindah bank lain,” tegas sumber.
Ironisnya Pimpinan Bank KB alias Bukopin Cabang Kotamobagu, Yussy Sanger tidak mau melayani wartawan. Bahkan wartawan yang sudah menyambangi Kantor Bank KB di Kelurahan Mogolaing pada Senin 01 September 2025, namun dilarang oleh Satpam.
“Tidak bisa ketemu dengan pimpinan, harus ada janjian dulu baru bisa,” kata Satpam yang menghalangi di pintu masuk bagian dalam sambil menanyakan keperluan wartawan, namun meski sudah menunjukan surat tugas wartawan, tapi tetap tidak diperkenankan bertemu pejabat setempat. (audie kerap)
