KOTAMOBAGU POST – Masyarakat Desa Tanoyan Selatan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong, Provinsi Sulawesi Utara resah dengan kehadiran 16 oknum Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) di kawasan pertambangan emas tanpa ijin (Peti).
16 Oknum Anggota TNI tersebut kemudian pada Senin (06/01/2019) ratusan warga Tanoyan Selatan menggelar demo didepan rumah kediaman alias kontrakan para oknum anggota TNI tersebut.
“Mereka (anggota TNI) berjumlah 16 orang, termasuk didalamnya oknum berpangkat Mayor sebagai komandan mereka. Mereka benar anggota BAIS TNI, namun mereka ditugaskas untuk Pemilu Kada di Provinsi Sulawesi Utara, namun yang aneh kalau mereka berada di lokasi pertambagan emas tanpa ijin bahkan menjadi pengawal oknum pengusaha,” ungkap seorang anggota intelejen mengkonfirmasi dan mengaku telah mengirim laporan ke pihak berwenang di Jakarta.
Sumber ini menyebutkan, oknum berpangkat Mayor itu sudah ditarik ke Jakarta pada akhir tahun 2019, namun dikembali ditugaskan di Sulut dalam rangka Pemilu 2020.
Sumber lainnya, yakni; Nasir Ganggai, Ketua Pemuda Desa Tanoyan Selatan, aksi demo ratusan warga di rumah kediaman para anggota TNI di Desa Tanoyan Selatan itu, dipicu oleh kemarahan masyarakat atas tindakan mereka yang melakukan intervensi aktifitas warga di lokasi pertambangan.
Mereka melakukan protes karena tindakan para oknum anggota TNI yang dipimpin oleh komandan mereka berpangkat Mayor bernitial NC alias Nur, melakukan aktifitas yang meresahkan masyarakat di lokasi pertambangan bukit Potolo.
“ini sudah keterlaluan, oknum anggota BAIS TNI si Nur Cahyo meminta pembagian Bak Siram di lahan masyarakat. Dan meminta agar kemudian di bagikan juga ke pihak koperasi madiow potolo hasilnya” kata ketua Pemuda Desa Tanoyan Nasir Ganggai Minggu, (05/01/2020), dilansir dari portalbmr.com.
Hingga berita ini diturunkan, Kotamobagu Post masih belum mendapatkan konfirmasi resmi dari Kodam XIII Merdeka, terkait dengan kehadiran anggota TNI disebutkan berjumlah 16 orang itu, yang dlaporkan menjaga keamanan segelintir oknum pengusaha yang melakukan aktifitas pertambangan emas di lokasi tambang illegal Potolo Kecamatan Lolayan.
Jumah anggota yang diduga 16 orang tersebut sesuai laporan para sumber di lokasi pertambangan emas tanpa ijin , masih belum diketahui pasti apakah semuanya berasal dari kesatuan BAIS atau ada anggota TNI dari kesatuan lainnya. ( tim kpc)