KOTAMOBAGU POST – Pertarungan perebutan ‘singgasana’ antara pasangan Tatong Bara-Nayodo Kurniawan Versus Djainudin Damopolii-Suharjo Makalalag (JaDi-Jo) dalam bursa perebutan kursi panas Walikota dan Wakil Walikota Kotamobagu, diprediksi tidak berimbang.
Duel antara Pasangan Calon TB-NKversus JaDi-Jo, bakal tak sehangat perebutan kekuasaan kurun Pilkada Kotamobagu tahun 2013, kemarin, antara Tatong Bara Vs Djelantik Mokodompit.
Hal ini bisa ditakar dari perbedaan kekuatan yang dimilik antara Djelantik Mokodompit semasa itu, dibanding kekuatan dan elektabilitas yang dimilik oleh pasangan JaDi-Jo.
Merekah kekuatan peraupan suara 81 ribuan suara rakyat Kotamobagu oleh kedua pasangan calon yang bertarung, dapat dengan mudah ditebak oleh siapa, yang bakal tampil sebagai pemenang.
Mari berprediksi.
Pertama : kelemahan yang sarat bagi pasangan JaDi-Jo, tidak punya kekuatan mesin politik. Meski ada saja satu dua parpol pendukung TB-NK, yang diam-diam melacur diri, diprediksi lari dari komitmen partainya dengan senyap mendukung habis-habisan pasangan JaDi-Jo.
Namun, bila hal itu terjadi maka peraupan suara JaD-Jo, paling banter bertengger diangka 35 persen. Sebab, pasangan JaDi-Jo tidak mengakar erat dihati rakyat Kotamobagu.
Hal ini, karena diperlemah oleh direkrutnya pasangan Wakil Walikota Suharjo Makalalag yang meninggalkan luka mendalam bagi puluhan ribu pendukung Nasrun Koto SH, MH.
Sebab publik Kotamobagu tahu persis, pemberian dukungan KTP dan tanda –tangan bermaterai guna menghantar Calon Walikota Djainudin Damopolii, bukanlah berpasangan dengan Suharjo Makalalag.
‘Penghianatan politik inilah yang membuat elektabilitas Djainudin Damopolii di blantika perpolitik peraupan suara jadi jeblok. Selain militansi puluhan ribu pendukung Nasrun Koto, mencibir mulut juga jaringan kekuatan kubun Marlina Moha Siahaan yang banyak direkrut oleh Nasrun Koto, pasti berlabuh ke hati TB-NK.
Kemudian, sepanjang menjadi pasangan memerintah Kota Kotamobagu, publik tahu kalau Djainudin Damopolii, tidak banyak berandil dalam prestasi pelayanan publik.
Kemajuan peningkatan pembangunan di Kota Kotamobagu dengan segudang kesuksesan pelayanan publik, Tatong Bara berprestasi memberi diri bagi rakyatnya, lantaran posisi Tahlis Gallang yang kerja tanpa pamrih, enggak neko-neko, enggak korup apalagi memanfaatkan jabatan Sekda (Definitif) untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya.
Hal ini yang membuat rakyat Kotamobagu paham benar, Tatong Bara kurun 5 tahun mememimpin Kota Kotamobagu, telah memberi diri semata tuk kepentingan rakyat. Profesionalitas pengelolaan keuangan, meski tanpa peran penuh dari Wakil Walikota (Djainudin Damopolii), tokh pemerintahan Tatong Bara, berjalan sejuk dan kondusif.
Nah, menakar popularitas dan tingkat kepercayaan 81 ribu rakyat Kota Kotamobagu antara Tatong dan Djainudin, sungguh antara langit dan bumi saja. Namun hanya factor x lah, jika kemudian Tatong-Nayodo bisa dibilang kalah dalam Pilkada ke-2 sejak Kotamobagu di mekarkan.
Faktor kepastian peraupan minimal 60 persen oleh pasangan TB-NK, sudah jelas terlihat didepan mata. Kabinet pemerintah Tatong Bara, mulai dari pejabat tinggi hingga perangkat desa dan kelurahan, dipastikan diam-diam jadi mesin politik memenangkan TB-NK.
Sungguhpun kabinet pemerintah Tatong Bara, tidak tersurat melakukan gerakan politik, namun tersiratnya yakni mayoritas aparatur pemerintahan desa dan kelurahan, 90 persen masih dalam pelukan Tatong Bara.
Ditambah kubu 8 parpol penggusung plus-plus sanak keluarga mereka, menyatunya kekuatan keluarga birokrat Kabupaten Bolmong pimpinan Yasti Soepredjo, juga membuat Pilkada Kotamobagu dengan mudah ditebak, pasangan Jadi-Jo, sering diidentikan sebagai pasangan boneka saja, jadi pelangkap bagi kemenangan telak TB-NK.
Bandingkan saja kekuatan petahana Djalantik Mokodompit yang tumbang ditangan Tatong Bara pasca Pilkada Kotamobagu tahun 2013 silam.
Rahasia kekuatan para birokrat senior Kabupaten Bolmong yang dibawah kendali Yasti Soepredjo, jangan dianggap remeh jika anda mau menghitung besar kecil perolehan suara antara TB-NK versus JaDi-Jo.
Mungkin perlu dicatat lagi, selain Tatong Bara punya cabinet kerja dalam pemerintahan yang 98 persen soliditasnya tak diragukan lagi, maka takaran kekuatan tambahan suara diprediksi mencapai 15 ribua suara dari sumbangsi peran managemen Yasti Soepredjo di Kota Kotamobagu, lantaran masih ada sekitar 3000 keluarga dan sanak, handai taulan dari PNS Bolmong yang punya hak suara memilih dan atau bertalian erat kekeluargaan untuk memenangkan Tatong –Nayodo.
Kemudian dari sisi financial, dengan mudah bisa ditakar, proses politik memerlukan cost tak sedikit untuk menggerakan mesin politik pemenangan, mulai dari pembayaran para saksi, cost kegiatan sosial yang mutlak, Tatong Bara beda langit dan bumi dengan DJainudin Damopolii.
Dari aspek pendekatan dukungan dari segenap tokoh berbagai latar, Tatong Bara kurun 5 tahun memimpin Kota Kotamobagu terbilang luar biasanya pendekatannya mulai dari sumbangan pemerintah untuk rumah ibadah, pemberian kesejahteraan bagi para pemimpin lintas agama. Demikian pula nyaris tak pernah alpa dalam kegiatan memnuhi undangan, mulai dari kegiatan sosial budaya hingga keagamaan dari lintas kemajemukan di Kota Kotamobagu. Ini juga yang harus jadi pertimbangan dan prediksi, Pilkada Kotamobagu dipastikan dimenangkan TB-NK.
Memang, publik sempat memprediksi saat Nasrun Koto berhembus akan berpasangan dengan Djainudin Damopolii melalui gerbong calon perseorangan. Prediksi itu tetap dimenangkan oleh Tatong Bara, namun peraturangan akan berjalan panas dan sengit.
Meski demikian, kubu Tatong dan Nayodo tak boleh takabur juga, sebab dalam politik segala sesuatu bisa terjadi, termasuk kalah ataupun perolehan kemangan yang mutlak bagi TB-NK.
Namun, sudah dipastikan banyak pihak, pasangan TB-NK , bendera kemenangan mereka terus akan memimpin jalannya pertandingan perebutan elektabilitas dihati rakyat, ibarat dalam pertarungan sabung ayam hanya diperlukan 4 aer saja, namun di Pilkada Kotamobagu nanti, 1,5 air saja sang versus bisa saja tumbang seketika.
Jika anda gemar melakukan pooling prediksi kemenangan antara TB-NK versus Djainudin-Suharjo, maka dengan mudah terdeteksi dari masyarakat arus bawah hingga menengah keatas, 70 banding 30 suara dan ini realitas politik hingga takaran Januari 2018 dari tim Kotamobagu Post, yang terus turun melakukan investigasi siapa calon yang benar-benar disukai rakyat Kotamobagu. (catatan politik audie kerap)