Lindungi PETI Potolo, Stenly Wuisang Miliki ‘BodyGuard’, Manfaatkan oknum Tentara dan oknum Polisi

Bolmong, Headline, Nasional5667 Dilihat
Kapolda Sulut Royke Lumowa saat memimpin operasi penertiban di lokasi PETI Potolo Desa Tanoyan Selatan Lolayan Bolmong pada 17 Maret 2020 (KPC/2020/istimewa)

KOTAMOBAGU POST – Kiprah Stenly Wuisang diketahui Big Bos Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) Lokasi Potolo, Tanoyan Selatan, memang perkasa karena memiliki pengawas mulai dari Bodyguard (sekurity), dan sering memanfaatkan oknum anggota Tentara dan oknum anggota Polisi (Polri).

Bahkan pada 17 Maret 2020, ada sejumlah oknum security alias BodyGuard yang bekerja pada Bos Stenly Wuisang, yang diduga kuat ikut terlibat dalam kasus penganiayaan dan pengeroyokan wartawan SulutGo, Roni Bonde.

Nyawa Ronni Bonde nyaris dihabisi, dia dipersekusi menuju kerumunan massa dengan memanfaatkan keramaian di momen operasi penertiban Peti Potolo, dipimpin oleh Kapolda Sulut, Irjen Pol.Royke Lumowa.

Terkait BodyGuard ternyata ada 26 orang yang digaji oleh Stenly Wuisang Big Bos Tambang Ilegal Potolo dan mereka menjadi security bagi aktifitas PETI diperbukitan Desa Tanoayan Selatan, Kecamatan Lolayan.

Terungkapnya 26 orang security digaji Rp5 juta perbulan, sesuai pengakuan sejumlah warga Tanoyan Selatan.

“Bos Stenly Wuisang yang menggaji seluruh security berjumlah 26 orang. Sebulannya Rp5 juta,” kata Papa Iki, seorang tokoh masyarakat Tanoyan Selatan, yang ikut direkam percakapannya oleh sejumlah petugas intelejen, medio Januari 2020.

Selain rekaman percakapan lelaki ini, sumber lain tokoh warga setempat juga menyatakan bahwa Bos Stenly Wuisang sudah menaikan gaji para security di pertambangan Potolo.

“Sebelumnya gaji yang diberikan oleh Koperasi Mediow Potolo hanya sekira Rp2 jutaan, namun sudah dinaikan menjadi Rp5 juta perbulan,” kata sumber lain.

Dari informasi diperoleh, Stenly Wuisang juga pada akhir 2019 lalu, sempat memanfaatkan sejumlah oknum anggota TNI dari kesatuan BAIS untuk melindungi pertambangan illegal di Potolo dengan ukuran bak pengolahan emas seluas 75 x 35 meter.

Para oknum Anggota TNI ini kemudian diusir warga setempat karena melakukan intimidasi para penambang lokal. Oknum ini di pimpin oleh Mayor TNI Nur Cahyo dan anak buahnya, yakni Pak Leo, dan rekan-rekan.

Akibatnya, Stenly Wuisang dan Ketua BPD Tanoyan Selatan Ismet Olli, sempat diperiksa oleh para penyidik BAIS TNI di Kalibata Jakarta, atas dugaan kasus penyalahgunaan merekrut sejumlah oknum TNI untuk kepentingan pribadi Stenly Wuisang melindungi Peti Potolo.

Selain itu, menurut sumber terpercaya, pada operasi Polda Sulut tanggal 09 Maret 2020 di perbukitan Tanoyan Selatan, terinformasi ada sejumlah oknum anggota Brimob yang diamankan dari lokasi Peti Potolo, yang diduga ikut melindungi lokasi tempat usaha illegal Stenly Wuisang, meski informasi ini masih membutuhkan verifikasi dari Kesatuan Brimob di Manado. (tim kpc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.