KOTAMOBAGU POST – Pasca ambruknya tambang emas bakan dilokasi perbukitan yang diklaim Pemkab Bolmong masih masuk areal produksi Kontrak Karya PT.JResources, bukit yang sebagiannya ambruk itu, banyak keterangan penambang setempat menyebutkan, kesehariaanya ada ratusan penambang beraktiftas mengambil material mengandung emas didalamnya.
“Lokasi yang ambruk di Tambang Blok Bakan itu, saya perkirakan bisa menampung lebih dari 200 orang penambang. Seminggu sebelum lobang itu ambruk, saya masih sempat masuk dan melihar langsung dalam goa sangat ramai,” kata Roki, warga di Kotamobagu Timur, pada Kotamobagu Post, Jumat (01/03/2019).
Roki menceritakan, pintu masuk yang diparit menusuk kedalam bukit, cukup luas. Kemudian kisaran 15 meter menjorok kedalam bukit, terdapat goa yang besarnya seperti ruangan balai desa.
“Nah dalam goa yang seukuran balai desa itu, kemudian ada sekitar 60 lobang kecil-kecil yang tersebar menyerupai jari-jari dalam bukit tidak beraturan.
“Disitu ada ratusan penambang dengan kelompok masing-masing, mengambil rep (matrial tanah dan bebatuan mengandung emas),” katanya.
Roki menceritakan, dalam goa seluas balai desa yang tingginya kisaran 20 meter itu, menjadi tempat ratusan penambang menumbuk batu-batu rep dan diisi dalam karung.
Mereka menggunakan alat dan penerangan senter untuk bekerja dalam lobang goa, baik mengambil rep kemudian menumbuk batu untuk dipecahkan menjadi ukuran kecil.
“Habis mengambil rep di lobang, kami biasanya memecahkan batu-batu rep dulu, diisi dalam karung, kemudian baru dibawa keluar dari dalam goa oleh para Kijang (Kijang : sebutan orang yang disewa membawa keluar material ),” terangnya.
Sementara itu, seorang warga penambang lain yang menjadi sumber Kotamobagu Post mengatakan, dalam goa perut bukit yang ambruk itu, penambang juga melakukan transaksi dengan warga yang berprofesi sebagai pembawa karung berisi material emas.
“Jadi sangat banyak juga warga yang bukan penambang, tapi hanya khusus untuk datang memikul karung berisi rep. mereka masuk kedalam goa dan langsung bertransaksi. Dari penambang membayar Rp60 ribu perkarung, kemudian langsung dipikul keluar dari goa,” ujar sumber penambang, warga di Kecamatan Dumoga.
Dia mengaku sudah takut dengan kondisi lobang yang ambruk itu, sehingga ajakan beberapa temannya untuk masuk lagi di goa itu, ditolak.
“Memang suasana dalam goa itu, seperti pasar. Ratusan penambang setiap harinya silih berganti masuk keluar d serentak beraktifitas di goa itu. Bahkan saya perkirakan bisa mencapai 200 orang bersamaan di lobang itu, mudah-mudahan waktu goa itu ambruk, banyak yang sudah berada diluar,” katanya sedih, menyebutkan beberapa rekannya juga, masih belum ada kabar berita, pasca musibah longsoran.
Kesaksian dari sejumlah sumber eks penambang blok Bakan yang ambruk itu, diperkuat oleh keterangan oleh Haris Dilapanga ST, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD), Kabupaten Bolmong.
“Dari berbagai keterangan yang kami dapatkan, lebih dari ratusan warga penambang biasanya beraktifitas menambang dalam goa itu. Namun untuk angka pastinya sampai hari ini, (02/03/2019) masih belum diperoleh,” kata Dilapanga, bernada sedih.
Pemkab Bolmong katanya, masih terus melakukan pengumpulan informasi terhadap warga masyarakat untuk mengetahui, seberapa banyak warga Kabupaten Bolmong yang menjadi korban tertimbun massal di lokasi tersebut. (audie kerap)