KOTAMOBAGU – Reputasi Kota Kotamobagu sebagai Kota Adipura di kurun 10 tahun pemerintahan Walikota Tatong Bara, kini pudar di era kepemimpinan Walikota dr Weny Gaib Sp.M.
Prestasi 8 kali berturut merebut Trophy Adipura, namun di tahun 2025 ini Kota Kotamobagu kini warnai dengan pemandangan tumpukan sampah dan jadi buah bibir masyarakat dengan sebutan Kotamobagu kini telah jadi kota Sampah.

Sampah plastik yang membukit setiap harinya merusak pemandangan dan menganggu penciuman warga yang melintas lantaran menimbulkan bau busuk akibat sampah organic bercampur dengan sampah plastic bertumpuk berbagai titik sudut kota dan pusat Kota Kotamobagu.
Pantauan media ini Sampah yang membukit tampak terlihat menumpuk di jalan raya depan pasar jajan, tumpukan berbau busuk juga dapat ditemui di kawasan Terminal Serasi, Sampah juga membukit di Jalan 23 Maret Gogagoman yang hampir menutupi badan jalan, demikian di kawasan Kelurahan Mongkonai jalan protocol sampah meluber juga di Kelurahan Kotamobagu, atau Jalan Sampana dan juga meluber di Jalan Raya komplek Kantor Kelurahan Kotamobagu.
Tumpukan sampah ini selalu terlambat di angkut oleh kendaraan sampah dan dibeberapa titik seperti di Jalan 23 Maret sampah yang mencapai ratusan ton itu bersumber dari aktifitas Pasar 23 Maret dan Ruko 23 Maret, selalu bertumpuk tiap hari dan tidak pernah habis diangkut kendaraan sampah dan nyaris menutupi badan jalan selebar kurang lebih 22 meter itu.
Situasi ini telah membuat masyarakat Kotamobagu sudah terbiasa melihat pusat Kotamobagu diwarnai sampah dengan aroma bau busuk menyengat.
Tercatat sejak Pemkot Kotamobagu memberikan kontrak kerja kepada PT Argo, awal Tahun 2025 lalu, dimana kendali tenaga kerja dan kendali pengangkutan sampah di kendalikan oleh PT Argo, wajah Kota Kotamobagu kini berubah jadi bak Kota Sampah.
Meski disepanjang jalan setiap pagi ratusan petugas kebersihan melakukan penyapuan sampah di seluruh jalan di Kota Kotamobagu, namun tumpukan sampah yang dikumpulkan petugas kebersihan bersama dengan tumpukan sampah yang dibuang masyarakat, selalu terlambat diangkut hingga berakibat menumpuknya sampah dan semakin sulit diangkut habis oleh kendaraan sampah. (audie kerap)