KOTAMOBAGU POST – Papa Fathur (48), lelaki pemilik kolam ikan di Kelurahan Kotobangon Kecamatan Kotamobagu Timur, adalah contoh pembudidaya ikan yang memanfaatkan sampah sayuran jadi potensi ekonomis.
Pria yang juga pemilik Kios Fathur jualan pakan ternak unggas ini, mengaku bangga dengan peliharaan ikan nila yang gemuk-gemuk.
“Coba lihat ikan nila ini baru berumur 5 bulan, namun sudah hampir mencapai 1 kilogram perekor,” kata Papa Fathur usai menangkap seekor ikan Nila dengan kain pancingnya dan memperlihatkan kepada wartawan Kotamobagu Post.
Papa Fathur mengaku, setiap minggu sebanyak 3 kali dirinya pergi ke Pasar 23 Maret terletak di Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat untuk mengambil sampah-sampah sayuran.
“Tiap minggu tiga kali saya mengumpulkan sampah sayuran beberapa karung dan membawa ke kolam ikan untuk makanan ikan Nila,” katanya.
Papa Fathur kemudian mencontohkan sejumlah sayuran sisa yang diambilnya dari Pasar 23 Maret, kemudian dipotong halus dan dilemparkan ke kolam ikan.
Tak beberapa lama, potongan halus sayuran itu sudah habis di makan Ikan Nila di kolamnya.
Dia mengaku, produksi ikan Nilanya setiap 6 bulan lebih dari 300 Kilogram.
“Padahal saya jarang sekali member makan makanan pabrik, karena pellet ikan sangat mahal harganya,” ungkapnya.
Diketahui, Pasar 23 Maret terletak di pusat Kotamobagu adalah pusat perdagangan sayur mayur yang dipasok oleh pedagang dari wilayah Modoinding dan Moat.
Dimana kawasan ini terkenal dengan pertanian sayur mayur hingga kentang dengan kelembapan suhu dingin dan tanahnya subur berada di puncak pegunungan kawasan Danau Moat. (audie kerap)