KOTAMOBAGU POST – Malang nian pemilik usaha jahitan di komplek Pasar 23 Maret, Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat, Kota Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara.
Penjahit bernama lengkap Adri Rusli Nur berusia 35 tahun ini, mengaku hanya ngiler melihat dan mendengar ribuan pelaku usaha kecil di Kotamobagu mendapatkan bantuan presiden produktif dalam program Bantuan Pelaku Usaha Mikro.
“Saya sempat didata oleh Dinas Sosial (Maksud Dinsos Kota Kotamobagu) dan di foto-foto tempat usaha saya, tapi sampai saat ini, tidak ada bantuan bagi usaha saya sebagai penjahit,” kata Adri, Minggu (23/05/2021).
Adri mengaku sejak dia masih remaja, sudah berprofesi sebagai penjahit pakaian mengikuti jejak ibunda-nya, hingga dia dan keluarganya sampai tahun 2021 ini hanya menyandarkan biaya hidup keluarga anak dan isterinya dari profesi menjahit baju.
“Orderan sebelum pandemic Covid 19 masih sekira 3 sampai 4 jutaan perbulan, tapi sudah dua tahun terkahir sejak Covid 19, pendapatan saya hampir tidak mencapai satu juta rupiah. Orderan turun drastic,” katanya.
Akibatnya, biaya hidup keluarganya sangat berkekurangan.
“Untunglah masih ada bantuan dari Pemkot Kotamobagu kepada anak-anak saya pada program Anak Asuh yang Cuma bole belanja perlengkapan sekolah anak-anak saya,” keluhnya.
Adri berharap Bapak Presiden RI Joko Widodo memberikan perhatian bagi pelaku usaha kecil yang banyak yang tidak diakomodir dalam program BPUM.
“Saya adalah contoh pelaku usaha kecil yang tidak tersentuh program Bapak Presiden Jokowidodo. Kepedulian Presiden luar biasa bagi pelaku usaha, tapi sayangnya programnya masih kurang tepat sasaran,” ucapnya.
Diketahui, Adri adalah seorang penjahit yang menempati kios Nomor B.8 Pasar 23 Maret Kota Kotamobagu dimana seluruh bangunan ini pembangunannya bersumber dari Kementerian Perdagangan RI. (audie kerap)