KOTAMOBAGU POST – Musim kemarau yang melibas kawasan Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara sejak 3 bulan terkahir, membuat harga jagung meroket tajam.
Bahkan hingga posisi akhir Oktober 2018 ini, harga jagung dipasaran atau pembelian dikios penjualan maupun eceran diwarung-warung, jagung telah menembus harga selangit, yakni Rp6000 perkilogram.
Pun harganya meroket, namun juga komoditas jagung yang menjadi makanan pokok ternak ayam dan bebek di kawasan Kota Kotamobagu, semakin langka dijual dipasaran.
Pemilik ruko Aliran Jaya di kawasan Pasar 23 Maret Kelurahan Gogagoman, membenarkan jika saat ini, komoditas jagung semakin sulit didapatkan dari para petani.
“Karena musim kemarau berlangsung kurun 3 bulan terkahir, jagung semakin sulit kami dapat. Untunglah ada beberapa petani di kawasan Dumoga yang berhasil kami beli dalam stok lumayan banyak, sehingga kami masih bisa menjual jagung,” kata pemilik Ruko Aliran Jaya, diwawacarai Kotamobagu Post, (28/10/2018).
Menurutnya, harga komoditas jagung masih utuh saat ini mereka jual Rp6000 perkilogram. Sedangkan untuk jagung pecah atau sudah digilang harganya Rp6500 perkilogram.
Senada hal itu, Koko Ong, seorang penjual komoditas jagung di Tumobui membenarkan, kalau dirinya menjual jagung utuh dengan harga eceran Rp6500 perkilogram.
“Jagung semakin langka kami dapatkan. Harga pembelian di petani langsung kami beli adalah Rp5000 perkilogram. Itupun dalam keadaan belum kering, sehingga harga eceran terpaksa kami jula Rp6500 perkilogram jenis jagung masih utuh,” kata Koko.
Diketahui, Kawasan Kota Kotamobagu hingga tahun 2017 lalu masih memiliki luas panen 1.494 hektar tanaman jagung, namun musim kemarau sejak tengah tahun 2018, membuat banyak lahan tidak bisa dikerjakan. oleh petani.(audy kerap)