KOTAMOBAGU POST – Naiknya harga Jagung atau sebutan akrab Milu tembus Rp8000 perkilogram, adalah komoditas pertanian yang sangat memberikan dampak terhadap ribuan peternak unggas jenis ayam dan bebek di kawasan Kota Kotamobagu.
Harga jagung yang sejak Bulan Agustus 2018 hingga awal Januari 2019 dengan harga fluktuatif menembus angka Rp8500 perkilogram untuk jenis Jagung utuh, membuat peternak di Kotamobagu merugi.
Namun sejak awal Februari 2019, harga jagung di kawasan Kota Kotamobagu berangsur turun, seiring panen raya oleh petani jagung di Kota Kotamobagu dan panen di Kabupaten Bolmong.
Harga jagung perkilogram jenis jagung utuh di kawasan Kota Kotamobagu, telah menembus harga terendah Rp4500 perkilogram. Sedangkan harga jenis jagung pecah Rp5500 perkilogram.
Dari sejumlah pemilik kios penjual Jagung, adalah Kios Aliran Jaya di Pasar 23 Maret Kelurahan Gogagoman mengakui, harga Jagung saat ini telah turun hingg Rp4500 perkilogram.
“Stok jagung sudah mulai tersedia lumayan banyak, pembelian di petani untuk jagung utuh berkisar di Rp3500 hingga Rp3700 perkilogram. Kadang bisa dapat lebih murah dari itu,” kata Ci pemilik Kios Aliran Jaya yang enggan ditulis namanya.
Sementara itu, Camat Kotamobagu Timur Usmar Mamonto SPd, kepada Kotamobagu Post membenarkan, jika kawasan Kotamobagu Timur saat ini sudah mulai panen jagung.
“Untuk lahan pertanian komoditas Jagung di Kecamatan Kotamobagu Timur, pantauan kami memang sudah mulai memasuki masa panen. Petani bersyukur karena diakhir tahun 2018 lalu, musim penghujan, jadi banyak petani menanam komoditas jagung karena jagung sempat mahal harganya,” kata Camat Usmar Mamonto. (audie kerap)
