KOTAMOBAGU POST – Usai lebaran Idul Fitri 1439 Hijriah, harga beras di pasaran Kota Kotamobagu terus saja meroket. Bahkan telah menembus angka Rp11.500 – hingga Rp12.000 Rupiah, perkilogram.
Harga ini adalah harga jual yang dibeli masyarakat ditempat warung yang dijual eceran perkilogram.
“Bahkan harga beras jenis serayu jika kualitasnya putih bersih dan tidak patah, sering dijual seharga Rp12.000 perkilogram di warung-warung eceran,” kata seorang ibu di Kecamatan Kotamobagu Timur.
Meroketnya harga jual beras yang sebelum lebaran hanya bertengger di harga Rp9500– Rp.11.000 rupanya tidak menggelisakan banyak petani di Kota Kotamobagu.
Meski hanya petani yang hanya bekerja sebagai buruh panen padi, namun kebutuhan pokok akan beras selalu terpenuhi.
Jeri Tumiwa, seorang warga Tumobui mengaku, meski hanya sebagai petani yang bekerja bagi hasil saat memanen hasil sawah milik orang lain, namun dirinya bersama banyak warga Tumobui yang berprofesi yang sama, diuntungkan dengan adanya ketersediaan luas lahan sawah di Kecamatan Kotamobagu Timur.
“Meski tidak menggarap sawah, namun saya dan banyak teman-teman disini tak pernah menganggur dan selalu bekerja memanen padi dengan bagi hasil dengan pemilik sawah. Sehingga kebutuhan akan beras mencukupi, bahkan kelebihan beras yang kami dapatkan dari bagi hasil, saya dan teman-teman menjual ke tetangga dengan harga Rp10.000 perkilogram,” kata Jeri Tumiwa, kepada Kotamobagu Post.
Diketahui, hingga awal tahun 2017, luas panen padi sawah di Kota Kotamobagu masih mencapai 4.330 Hektar dari total luas daratan 184,33 km persegi.
Luas panen sawah tersebut merupakan sawah produktif yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik Kotamobagu BPSdengan total luas panen padi sawah 4.330 hektare. (infotorial diskominfo kotamobagu)