KOTAMOBAGU POST – Dibanding Tatong Bara, Sehan Landjar memang punya kans jauh lebih dominan, jika menakar kekuatan elektabilitas politik dalam meraih dukungan Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN).
Tatong Bara agaknya telah membawa lingkaran PAN berkerubut di kursi Legislatif Daerah khususnya di Bolmong Raya. 5 Tahun kepemimpinan Tatong Bara menahkodai DPW PAN Sulut, namun citra sang Ketua PAN ini, justeru tidak memberikan panutan bagi para Kader PAN di Sulut, diakhir masa jabatannya selaku Ketua DPW.
Berkampanye diatas panggung lawan politik untuk mengalahkan Calon Bupati yang diusung DPP PAN, memang amat menusuk hati jajaran DPP PAN. Tragisnya, perlawanan ini, justeru dilakukan Tatong Bara disaat masih aktid menjabat Ketua DPW PAN Sulut.
Pelanggaran yang diasumsikan, menghianati pasangan calon bupati yang diusung Partai PAN. Ini terindikasi kuat menjadi imbas, lemahnya Tatong Bara merebut kepercayaan DPP PAN untuk merebut kembali jabatan Ketua DPW PAN Sulut.
Lemahnya elektabilias Tatong Bara dimata jajaran DPP PAN dibawah kepemimpinan Ketua Umum Zulkfili Hasan, tercermin dalam Muswil PAN Sulut, dimana 5 formatur yang mencuat, 4 Formatur selain Kandidat Sehan Landjar, memilih status quo vadis, atau tidak memberikan dukungan pada mantan Ketua mereka, siapa lagi kalau bukan Ir Tatong Bara.
Prediksi umum politikus di belantara bumi nyiur melambai (baca : Sulut), dengan muncul dua nama Formatur yakni Sehan Landjar dan Tatong Bara diajukan ke DPP PAN, membuat DPP PAN mau tidak mau harus memilih dan menatapkan Sehan Landjar dibanding Tatong Bara.
Ada dua alas an kenapa DPP PAN ragu memilih Tatong Bara. Pertama; wanita yang masih aktif jabat Walikota Kotamobagu ini, terkena imbas politik pada momentum perebutan Ketua Umum pada Munas PAN yang kemudian dimenangkan oleh gerbongnya Zulkifli Hasan.
Imbas politik ini juga yang membuat sahabat paling karib Tatong Bara, yakni Yasti Soepredjo Mokoagow, tergerus dari kepengurusan formasi struktur DPP PAN. Nama Yasti Soepredjo partnership Tatong Bara ini, memang tidak masuk dalam struktur kepemimpinan Ketua Umum Zulkifili Hasan. Meski Yasti sendiri, masih aktif sebagai Anggota DPR RI di Senayan Jakarta, dari Dapil Sulawesi Utara.
Kedua, ‘pembangkangan’ Tatong Bara kapasitasnya Ketua DPW PAN Sulut yang tidak melaksanakan instruksi untuk memenangkan pasangan calon Sehan Landjar-Rusdy Gumalangit. Kendati resminya kedua paslon ini diusung gerbong PAN, namun sang Ketua DPW PAN Sulut (Tatong Bara semasa itu) justeru terang-terangan melakukan perlawanan poltik, dengan berkampanye diatas panggung paslon PDI Perjuangan.
Kurang harmonisnya hubungan politik Tatong Bara dan karibnya Yasti Soepredjo dengan pihak DPP PAN, sudah kentara saat DPP PAN membatalkan SK Nomor 031 tentang penetapan pasangan Sachrul Mamonto yang adalah Ketua DPC PAN Boltim.
Para tim kerja atau Panitia Pilkada Ketum Zulkifli Hasan, justeru merekomendasikan Sehan Landjar sebagai Calon Bupati dari gerbong Partai Amanat Nasional, hingga Landjar sendiri berhasil memerangi kejahatan demokrasi money politik yang disebutkan di dalangi oleh Tatong Bara, Cs.
Dua alasan ini, hingga prediksi para dedengkot politikus di Sulut memang meragukan kredibilitas dan elektabilitas Tatong Bara di mata DPP PAN dalam substansi kekuatan citra politik untuk mengalahkan figure motifator Sehan Landjar, semakin sulit.
Jelang penetapan DPP PAN untuk memilih Tatong or Sehan, tampaknya DPP PAN tidak mau ceroboh mengambil keputusan salah. Sebab, sepak terjang mantan Ketua DPW PAN Sulut Tatong Bara yang nekad melakukan perlawanan terhadap keputusan pencalonan Sehan Landjar bertarung di bursa Pilkada Boltim, dapat menjadi preseden buruk bagi integritas PAN secara Nasional.
Jika DPP PAN tetap ngotot memilih Tatong Bara menduduki kursi Ketua DPW PAN Sulut, maka secara Nasional kewibawaan partai berlambang Sinar Matahari ini, akan dililit segudang masalah, yakni tradisi perlawanan dari para kader PAN akan berlanjut di era kepemimpinan Ketum Zulkifli Hasan. Alasannya, publik Sulut ikut menjadi saksi ketidaktaan Tatong Bara kapasitasnya Ketua DPW PAN, yang berlawanan politik secara radikal dengan DPP PAN di blantika Pilkada Boltim.
Wakil Ketua Umum DPP PAN Bara Hasibuan, disela-sela ajang Muswil PAN Sulut, dalam momen perebutan jabatan Ketua DPW PAN Sulut sedang alot, justeru Bara Hasibuan menegaskan, kalau pelanggaran kader PAN yakni Tatong Bara, sedang diproses oleh DPP PAN.
Sinyalemen tampuk kursi Ketua DPW PAN Sulut semakin kencang direbut oleh pria berkumis bernama lengkap Sehan Salim Landjar ini, diungkapkan oleh seorang kader PAN yang juga anggota DPRD Kotamobagu, siapa lagi kalau bukan Begie Anugerah Gobel.
Dilansir dari totabuannews, Begie Gobel terang-terangan menyebutkan, Calon Ketua DPW PAN yakni Sehan Landjar sudah resmi ditunjuk oleh DPP PAN, menduduki jabatan Ketua DPW PAN Sulawesi Utara, masa bhakti 2016-2021. Rapat penentuan Ketua DPW PAN Sulut kata Begia, dilakukan DPP PAN pada malam 03/02/2016. (audy kerap