Ribuan ASN-THL Pemkot Kotamobagu Bekerja Dalam Tekanan?

Headline, Kotamobagu14 Dilihat

KOTAMOBAGU – Nasib ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Harian Lepas (THL) dan para pejabat di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu saat ini disebutkan terkesan trauma dan bekerja dalam tekanan phisikologis.

Pasalnya, semasa Pilkada Kota Kotamobagu Tahun 2024 ribuan ASN-THL dan Pejabat Pemkot Kotamobagu menjadi bulan-bulanan ‘diteror’ berupa ancaman pemcopotan, pemecatan oleh isu yang dihembuskan oleh para oknum yang diduga mengklaim kaki tangan pasangan calon yang kini telah memenangkan Pilkada dan telah dilantik sebagai Walikota dan Walikota Kotamobagu.

Isu ‘Teror’ yang dialamatkan kepada ribuan ASN Pemkot Kotamobagu yakni asumsi dan tudingan sepihak, seolah mereka (ASN-THL-Pejabat) berpihak pada paslon Nayodo Koerniawan (NK) yang merupakan mantan atasan mereka semasa NK menjabat Wakil Walikota Kotamobagu yang mengisyaratkan ‘siap-siap jo’ untuk mendapatkan balas dendam politik.

Meski saat ini Walikota dan Wakil Walikota telah dilantik, namun ribuan ASN Pemkot Kotamobagu masih terus didera tekanan yang dilancarkan melalui propaganda di media social yang ditebar oleh oknum-oknum yang mengklaim sebagai pendukung atau kaki tangannya paslon  terpilih yang kini telah dilantik sebagai Walikota dan Wawali, dimana isu dihembus mengisyaratkan aka ada balas dendam menonjobkan serta memecat THL serta mengkultuskan ratusan pejabat Pemkot tersebut sebagai “ASN Kabela” dengan menggunakan media sosial berbagai platform.

Hal ini disampaikan Lembaga Pemantau Pelayanan Publik Totabuan (LP3T) David Wullur, Ketua Lembaga Profesional Jaringan Mitra Negara (Projamin) Kota Kotamobagu, Dolly Paputungan dan aktifis pemerhati Bolmong Raya, Parindo Potabuba.

Ketua LP3T, David Wulur sangat menyayangkan, sikap dan prilaku sWalikota dan Wawali terpilih justeru tidak pernah menggubris dan peduli atas tekanan mental bagi ribuan ASN Pemkot Kotamobagu yang dilakukan oleh oknum-oknum yang mengaku sebagai pendukung paslon mereka.

Bahkan LP3T menyebutkan, setelah keduanya dilantik oleh Presiden RI sebagai Walikota dan Wawali Kotamobagu, tidak pernah membuat keterangan pers mengenai semua status di media social yang menyerang dan merendahkan martabat ASN dan Pejabat Pemkot Kotamobagu.

“Hasil penelusuran kami, ada sekira ribuan ASN Pemkot Kotamobagu yang saat ini bekerja dalam tekanan atau bahasa lain, tidak nyaman dengan situasi saat ini. Mereka bekerja dibawah bayang-bayang ancaman balas dendam, padahal mereka hanya menyalurkan hak politik mereka dalam Pilkada dan tidak terlibat kampanye atau politik praktis,” ujar LP3T.

Senada hal itu, aktifis pengamatan pemerintahan di Bolmong Raya, Parindo Potabuga juga menyampaikan keprihatinannya berkaitan dengan kondisi pelayanan public di Kota Kotamobagu saat ini.

“Ancaman terus ditebar oleh oknum-oknum yang mengaku pendukung Walikota dan Wawali terpilih dan telah dilantik. Mulai dari Pejabat, ASN hingga THL, selalu diancam akan dicopot, dipecat dan dibersihkan. Kondisi seperti ini tidak pernah terjadi di Kota Kotamobagu sepanjang sejarah Pilkada. Sungguh memilukan,” kata Parindo Potabuga.

Parindo menyesalkan, Walikota dan Wawali usai dilantik tidak pernah memberikan statemen resmi mengenai propaganda meresahkan yang menginjak-injak martabat ribuan ASN . THL dan para Pejabat yang didaulat “ASN Kabela” di Kota Kotamobagu.

“Bahkan ada kesan kalau isu propaganda berbau ancaman kepada ribuan ASN dan ratusan pejabat di Kota Kotamobagu yang terkesan menginjak-injak martabat ASN sepertinya dianggap oke-oke saja,” sentil Parindo.

Buktinya kata Parindo, foto-foto milik THL sengaja ditebar oleh penyebar propaganda sesat yang menyatakan akan memecat.

“Sunggug biadab, seolah-olah negara ini milik mereka. kasihan nasib THL yang diposting fotonya di media sosial sebagai pendukung Nayodo Koerniawan. Herannya peristiwa ini sepertinya ada pembiaran yang seolah membenarkan bahwa pemecatan akan dilakukan oleh Pemkot Kotamobagu terhadap THL yang memberikan hak politiknya kepada Paslon NK-STA,” ungkap Parindo bernada sedih.

Sepanjang sejarah Pilkada Kota Kotamobagu dimekarkan kata Parindo, baru saat ini terjadi peristiwa perang balas dendam, karena bukan pendukung paslon walikota terpilih.

Ketua Projamin Kotamobagu, Dolly Paputungan menyatakan, rekonsiliasi pesca Pilkada di Kota Kotamobagu harus menjadi tanggungjawab Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk mempersatukan kembali masyarakat Kota Kotamobagu yang terpecah akibat trauma perbedaan masa Pilkada.

Namun sayangnya kata Paputungan, ada kesan pembiaran konflik pasca Pilkada yang terjadi di masyarakat yang masih ditandai oleh propaganda di media social yang terus menyerang ASN dan Pejabat Pemkot Kotamobagu serta THL yang terang-terangan menjadi objek bullying.

Sementara itu, Walikota Kotamobagu dikonfirmasi melalui Kabag Humas Setda, Eko Chandra menyatakan Walikota Kotamobagu dalam Apel Kerja sudah menyampaikan kepada seluruh ASN untuk bekerja secara professional dalam tugas melayani masyarakat.

“Dalam apel kerja, Pak Walikota sudah menyampaikan kepada seluruh ASN untuk bekerja professional,” ungkap Kabag Humas sambil menyatakan, bahwa ada rekamanan pidato Walikota Kotamobagu yang mereka simpan. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.