Manado – Pihak penyelenggara Piala Presiden Kompetisi Nasional Media menggelar sosialisasi event tersebut kepada puluhan wartawan dari berbagai media di Sulawesi Utara.
Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Aryaduta Manado, Kamis (05/09/2019).
Dalam kesempatan pertama, Agus Sudibyo yang mewakili pihak penyelengara membeberkan terkait pelaksanaan lomba tersebut.
Sudibyo mengatakan, tujuan event Piala Presiden adalah memberikan masukan pada pemerintah baru melalui karya jurnalistik dari berbagai daerah.
“Akan ada Malam Anugerah Piala Presiden pada 10 Oktober mendatang. Dari kegiatan ini juga akan menghasilkan dua buku, satu hasil diskusi dan satunya lagi kompilasi karya jurnalistik nominator pemenang lomba Piala Presiden,” ungkap Sudibyo.
Terkait bidang kompetisi, lanjutnya, ada 5 bidang kompetisi yakni persatuan dan kerukunan bangsa, percepatan dan pemerataan pembangunan berkesejahteraan sosial, pengembangan industri berbasis pemanfaatan teknologi digital. Selanjutnya pendidikan dan pengembangan SDM di era 4.0, dan tema yang terakhir adalah pariwisata sebagai sektor utama ekonomi nasional.
Sedangkan untuk kategori kompetisi ada 9 yakni karya jurnalistik media cetak/siber nasional, karya jurnalistik media cetak/siber nusantara, karya jurnalistik televisi short story, karya jurnalistik televisi long story, karya jurnalistik radio.
Selain itu tajuk rencana media cetak/siber nasional, tajuk rencana media cetak/siber nusantara, artikel opini media cetak/siber (individu). Yang terakhir adalah karya audio visual media sosial. Lengkap nya : kompetisinasionalmedia.id;
Usai penjelasan terkait teknis lomba, sesi selanjutnya adalah diskusi dengan menghadirkan 4 orang pemantik yakni; Prof Dr Bagir Manan, Primus Dorimulu (Pemred Berita Satu TV) Ifdhal Kasim (Kedeputian V KSP), dan Imam Wahyudi.
Kasim dalam materinya mengurai tentang persatuan dan kerukunan bangsa. Terkait persoalan ini, dia mengatakan idealnya negara tetap membuka ruang bagi kebebasan untuk menyampaikan perbedaan.
“Beri ruang untuk mengekspresikan diri. Termasuk ide separatisme. Tidak perlu mengeluarkan regulasi yang mengontrol dengan ketat,” ujarnya.
Sementara itu Bagir Manan menekankan perlunya mendorong seluruh kebijakan negara yang berorientasi pada kesejahteraan publik. “Mengelola perbedaan menjadi fungsi persatuan, ini sangat penting,” ujar Bagir.
Dalam pemaparannya, Primus bicara tentang bagaimana kondisi ekonomi global, perkembangan teknologi dan pengaruhnya bagi Indonesia.
Pada bagian akhir, Imam Wahyudi menegaskan kembali tentang roh jurnalisme di era banjir informasi. “Proses verifikasi sangat penting, ini yang membedakan antara jurnalis profesional dengan yang abal-abal,” ujar anggota Dewan Pers Periode 2013 – 2019.
Dalam sesi tanggapan, sejumlah jurnalis memberikan masukan terkait tema-tema lomba dalam kaitannya dengan kondisi daerah setempat. “Sektor pariwisata di Sulut meningkat dengan kehadiran ribuan turis asing dari Tiongkok. Tapi kemudian bagaimana itu mempengaruhi sektor ekonomi,” ungkap Idham Malewa dari Harian Manado.
Idham juga menyentil soal kehidupan bangsa yang plural sebagai satu kekayaan yang harus dirawat.
Sedangkan sejumlah wartawan lainnya seperti Jerry Polohon, Raden Suratman, Hilda Margareta, dan Guido Merung, selain bicara tentang pariwisata dan ekonomi serta pendidikan di Sulawesi Utara, juga membahas tentang tekhnis lomba Piala Presiden.
Sesi paling akhir merupakan tanggapan dan closing statement dari 4 pemantik diskusi. (***/Y/KPC-2019)