KOTAMOBAGU POST – Musim hujan datang. Sekumpulan anak-anak sore itu tertawa gembira bermain riang disebuah kubangan air bercampur lumpur diatas lahan proyek miliaran yang dinamakan Taman Kota, terletak Kelurahan Pobundayaan Lingkungan IV, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kota Kotamobagu.
Disebelah Selatan, tampak sebuah danau kecil berkubang lumpur selebar 20 meter, dibulan April tahun 2016 ini memang jadi pilihan keseharian bagi sekompok anak-anak memilih bermain sambil mandi hujan. Mereka melompat riang, saling siram air mejemput kedatangan wartawan sambil berteriak, “hore mo kaluar di koran torang”.
Sejumlah orang tua terdengar berteriak-teriak dari kejauhan memanggil anak mereka sebaya sumuran pelajar SD agar segera pulang, anak-anak di Lingkungan 4 Kelurahan Pobundayaan, yang gemar mandi di kolam berlumpur di Taman Kota buatan Pemkot Kotamobagu itu, jadi fonomena keresahan orang tua disekitar Kelurahan Pobundayan, karena takut anak mereka celaka.
Sore itu, hujan mulai reda saat kendaraan kami memasuki jalan dipenuhi lumpur diarea proyek pemerintah yang bersebelahan dengan areal persawahan masyarakat. Jalan masuk dari belakang Taman memutar diareal persawahan dan langsung terlihat tulisan “Dega’ Nion Don” dipintu gerbang serta ada tulisan “Taman Kota” disampingnya.
Belum terdengar kabar kapan peresmian proyek Taman Kota itu dilakukan oleh Walikota Kotamobagu Ir Tatong Bara. Namun memang sih, agak aneh dan janggal memandangi proyek bertajuk Taman Kota diperkirakan menyedot anggaran miliaran rupiah, namun dibangun dikompleks persawahan yang agak terpelosok dari pusat Kota. Padahal menurut beberapa warga setempat, lokasi itu sebelumnya dikabarkan akan dibangun gedung Sekolah.
Dilokasi, terlihat juga, ada 8 pondok semi permanen berdiri kokoh. Sejumlah utilitas juga dibangun untuk meyakinkan, bahwa proyek pembangunan itu, adalah sebuah Taman untuk kepentingan tempat hiburan masyarakat yang kini menciptakan kubangan danau kecil berlumpur yang membahayakan keselamatan ratusan anak-anak sekitar.
Taman ini diperkirakan dibangun diatas lahan sekitar 1 hektar persegi. Diatasnya tampak rerumputan liar dan sejumlah tanaman seperti bunga-bunga tahunan terlihat janggal saja.
Kondisi umumnya lahan Taman Kota itu, tampak tergenang air hujan dan hanya berpotensi hidup berkembangnya nyamuk Demam Berdarah. Menurut sejumlah warga, Taman Kota itu sudah mulai dibangun Pemerintah sejak tahun 2015, mereka juga tidak tahu maksud dan manfaat taman itu dibangun.
Sebab umumnya warga setempat adalah petani, buruh dan tukang serta usaha mandiri seperti bengkel, perakit perabotan mebel yang justeru membuat mereka resah sebab Taman Kota inipun diwaktu malam, sering dijadikan tempat untuk pesta Komix bagi kelompok anak muda pemabuk obat Komix. Selain itu jadi lokasi pesta minuman keras ( Miras ), yang selalu berpotensi munculnya tindak kejahatan.
Maklum saja, diwaktu malam hari saat wartawan mengunjungi tempat ini, hanya terlihat beberapa lampu penerangan dan sebagian besar luas taman itu, dalam kondisi gelap gulita.
Info dihimpun, Tim Kura Kura Ninja Satuan Polisi Pamong Praja Kotamobagu, sering menangkap anak muda yang sedang mabuk-mabukan diareal Taman Kota dikomplek persawahan Kelurahan Pobundayaan ini.
Tak jelas siapa kontraktor yang membangun Taman Kota ini. Serta belum diperoleh informasi sumber anggaran pembangunan Taman ini. Sebab, dilokasi Taman Kota yang terpencil dari pusat Kota Kotamobagu itu, sama sekali tidak ada papan proyek terpasang. (Tim Kotamobagu Post)