Selidiki WNA China di Bolsel, Dua Petugas Imigrasi Kotamobagu Dikejar Pakai Parang

Bolsel, Headline995 Dilihat
Oknum lelaki di perbukitan Desa Dumagin B Kabupaten Bolsel tampak saat mengejar dengan parang dua petugas Imigrasi Kelas II Kotamobagu (foto : KPC 2020/Istimewa)

KOTAMOBAGU POST – Nasib naas menimpa dua petugas Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas II Kotamobagu saat melakukan penyelidikan dua Warga Negara Asing (WNA) China di Kabupaten Bolsel, justeru dikejar dengan parang.

Peristiwa ini terjadi pada Senin (28/09/2020) dilokasi perbukitan Desa Dumagin B Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel).

Peristiwa nyaris dibacoknya dua petugas Kanim Kelas II Kotamobagu ini dibenarkan oleh Kepala Kanim, Usman SH, MH.

“Benar, kedua petugas imigrasi telah melaporkan pada saya, mereka dikejar pakai senjata tajam saat melaksanakan tugas penyelidikan orang asing di Desa Dumagin B Kecamatan Pinolosian Timur,” ucap Usman menjawab pertanyaan Kotamobagu Post, Senin malam.

Usman menyatakan, total petugas Imigrasi yang turun ke lokasi untuk melakukan tugas, berjumlah 4 orang petugas.

“Mereka ada surat tugas saat terjadi insiden ini. Kasus ini akan kami laporkan secara berjenjang setelah ada LK (laporan kejadian), dan untuk pengancaman nanti anggota saya yang berhak melaporkan ke pihak kepolisian,” ujar Usman.

Sementara itu, seorang petugas Imigrasi Kelas II Kotamobagu Jan Reppie SS yang nyaris dibacok oleh lelaki belum dikenal identitasnya berhasil dimintai konfirmasi Kotamobagu Post.

“Saat dalam tugas melakukan penyelidikan di perbukitan Desa Dumagin B Kecamatan Pinolosian Timur, saya dan teman saya dikejar pakai senjata tajam. Untung saya berhasil menyelamatkan diri,” ungkap  Jan Reppie, Senin malam dalam keadaan baju berlepotan becek karena terguling-guling di bukit saat melarikan diri.

Dugaan sementara, peristiwa pengejaran dengan parang dialami oleh 2 petugas Imigrasi Kelas II Kotamobagu dilakukan oleh sejumlah oknum lelaki, karena hendak melindungi 2 WNA kebangsaan China yang diduga bersembunyi di perbukitan. (audie kerap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.