KOTAMOBAGU POST – Tugu pemekaran di jantung kota Kotamobagu, didirikan dimasa Pemerintahan Bupati Malrina M. Siahaan (MMS) setelah sukses memekarkan Bolmong menjadi 5 Kabupaten dan 1 Kota kurun tahun 2005-2006.
Nama Taman Pemekaran terdapat oleh Tugu Pemekaran ini, sebelum Kota Kotamobagu dimekarkan, telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah oleh Pemerintah Kabupaten Bolmong.
Sayangnya, Nama Taman Pemekaran sempat diganti sepihak dengan nama Taman Kota. Demikian pula gambar Bupati Marlina M.Siahaan yang terpampang di Taman Pemekaran, sempat dicabut diera sebelum Walikota Tatong Bara menjabat.
Ditaman Pemekaran yang dibangun pada tahun kepimpinan Bupati Marlina Moha Siahaan (MMS), terdapat Tugu Pemekaran diatasnya ada 4 patung manusia yang menopang lambang daerah. 4 Patung pelajar itu, digambarkan mewakili 4 swapraja Bolmong Raya.
Tugu yang ditampak terpajang gambar Boki Kolano Inta Nolintak Kon Totabuan, yakni gambar Bupati Marlina Siahaan, yang dipredikatkan dengan penghargaan adat tertinggi sebagai Wanita Pembaharu (Pemekaran) dan Pembangunan Tanah Totabuan (sebutan lain 5 Kabupaten/Kota Bolmong Raya).
Pergantian nama Taman Pemekaran menjadi Taman Kota, ditandai dengan dicabutnya gambar Bupati Marlina Moha Siahaan yang akrab disebut Bunda Pemekaran Bolmong Raya.
Namun, sejak tahun 2018 lalu, tampak gambar wanita yang memekarkan Kabupaten Boltim, Bolsel, Bolmut dan Kota Kotamobagu itu, seolah menyapa seluruh masyarakat Kotamobagu ketika berada di pusat kota. Gambar Bupati MMS rupanya telah dibuat baru dan dipasang lagi di masa pemerintahan periode pertaman Walikota Ir Tatong Bara.
Walikota Kotamobagu Ir Hj.Tatong Bara, setelah dilantik pada tahun 2014 lalu, sempat menyatakan akan mengembalikan nama Taman Pemekaran dimana di Tugu Pemekaran terdapat gambar Wajah Sang Bunda Pemekaran, Marlina M.Siahaan.
Tekad mengembalikan simbol sejarah perjuangan dan kebersamaan masyarakat Bolmong Raya yang sukses dalam pemekaran Kabupaten Boltim, Bolsel, Bolmut, dan Kota Kotamobagu itu, gambar MMS yang sempat lenyap itu, kini telah dipasang oleh Walikota Kotamobagu Ir Tatong Bara medio akhir tahun 2018 lalu.
“Sejarah pemekaran harus kita lestarikan untuk generasi sekarang dan akan datang. Kita tidak boleh menghapus sejarah,” kata Tatong Bara, menjawab pertanyaan Kotamobagu Post. (audie kerap)