KOTAMOBAGU POST – Seorang Tenaga Kesehatan Lingkungan (Kesling) yang masuk dalam Tim Covid 19 di Rumah Sakit Umum Datoe Binangkang (RSU-DB) Lolak, Kabupaten Bolmong, terkesan bernada bantahan terkait pemberitaan Kotamobagu Post tentang insentif Covid 19.
Adanya rekaman percakapan diduga milik seorang Nakes Kesling yang beredar, juga berhasil diperoleh redaksi Kotamobagu Post, narasinya : “dokter ahli atau specialist dikatakan hanya bertugas hitungan jam, sedangkan pemungut sampah APD Covid 19, kerja setiap hari”.
Rekaman percakapan tersebut diduga milik seorang lelaki bernama AHS yang diketahui adalah nakes kesling pemungut sampah Covid 19 yang menerima insentif menyamai bahkan melebihi dokter Spesialist dan dokter umum di rumah sakit pimpinan Direktur dr Debby Cintia Dewi Kulo.
“Torang kata lebe banyak dari dokter ahli….. Nooo, torang tiap hari, dokter ahli cuma perjam,” kata suara itu dalam rekaman percakapan yang menjelaskan bahwa dirinya dan seorang temannya seolah sangat istimewa karena bekerja mengangkat sampah APD yang tiap hari bekerja, sedangkan dokter specialist menurutnya hanya kerja perjam.
Pernyataan itu seolah menyimpulkan untuk pembenaran kalau tenaga kesling pemungut sampah APD pantas dan layak lebih besar dapat uang insentif, dibanding dokter ahli atau specialist di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow, itu.
Sementara itu sejumlah Nakes di RSU-DB sempat dihubungi Kotamobagu Post menyatakan, sikap lelaki AHS itu seperti melecehkan profesi dokter, sebab menurut sejumlah sumber Nakes, pernyataan itu seperti merendahkan profesi dokter.
“Kami menyaksikan sendiri kalau dua orang tenaga kesling itu tugas mereka mengambil sampah didepan ruangan Covid kemudian membakar, keduanya tidak pernah kontak langsung dengan pasien Covid 19 namun yang aneh uang insentif mereka lebih besar dari dokter umum dan menyamai dokter ahli,” kata sejumlah nakes dihubungi via seluler.
Para Nakes menyatakan, sangat prihatin dengan kondisi para dokter dan nakes yang kontak langsung dengan pasien covid 19, mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengobati pasien Covid 19 di ruang isolasi maupun di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD)
“Iya kami melihat langsung para dokter specialist dan dokter umum melakukan visit diruang isolasi dan di IGD, pertaruhkan nyawa mereka karena kontak langsung dengan pasien Covid 19, pertanyaannya mengapa insentif mereka sangat sedikit dibanding petugas pengangkut sampah APD Covid?,” ujar sejumlah nakes.
Sementara itu, Direktur RSU-DB Lolak, dalam pernyataan di media online BoganiNews, mangatakan, sistem pembayaran insentif sudah sesuai ketentuan. Debby pun meluruskan terkait soal Cleaning Servis (CS) yang disebut sebagai tenaga kesehatan lingkungan atau (CS-Kesling).
“Jadi CS dan tenaga Kesling itu beda. Pembayaran untuk CS itu non medis yang nanti akan dibayarkan. Sementara tenaga Kesling itu tugas mereka mengangkut limbah covid di ruangan covid, baik IDG, ruang isolasi dan ruang lain-lain yang melayani pasien covid,” kata Kulo, dilansir.
Namun dalam pernyataan tersebut, sang direktur yang juga berprofesi sebagi dokter itu, tidak memberikan transparansi mengapa tenaga pengumpul sampah APD lebih jauh lebih besar dibanding dokter umum bahkan melebihi dan menyamai insentif dokter specialist. (tim kpc)
PERBANDINGAN INSENTIF COVID 19 ANTARA TENAGA KESLING DAN DOKTER UMUM
SERTA DOKTER AHLI DI RUMAH SAKIT UMUM DATOE BINANGKANG LOLAK
KABUPATEN BOLMONG PROVINSI SULAWESI UTARA :
TENAGA KESLING (KEBERSIHAN SAMPAH APD COVID 19)
- Nur Hajniwati Tokolang : Bulan Januari Rp2.500.000, Februari Rp2.500.000, Maret Rp3,571.429 dan April 357.143 dengan total Rp8.928.572.
- Agus Herry Sutarampak : Bulan Januari Rp2,500,000, Februari Rp2.500.000, Maret Rp3,571,429 dan Bulan April Rp357,143 dengan total Rp9,285,715.
INSENTIF DOKTER UMUM :
- dokter T Paputungan , bulan Januari Rp714,000, Februari Rp714,000, Maret Rp1,426,572 dan April Rp714,280 total Rp3,571,430.
- dokter GJ Eman; Bulan Januari Rp714, 280, Februari Rp714, 280, Maret Rp714, 280 dan Bulan April Rp714, 280 total Rp2,857,144.
INSENTIF DOKTER AHLI/ SPESIALIST :
- dokter I Ketut D.Y Sp,PD selama 3 bulan hanya menerima insentif Covid sebesar Rp8,571,430
- dokter Melisa M.W Sp.PD tercatat hanya menerima insentif Covid sebesar Rp10,714,200 kurun Januari-April 2021. (sumber : dokumen pembayaran insentif covid 19 RSU-DB Lolak, Bulan Januari – April 2021)