KOTAMOBAGU POST – Sebagaian masyarakat petani di kawasan Kota Kotamobagu, masih diuntungkan dengan fluktuasi harga jagung yang terus meroket.
Hal ini lebih dipicu lantaran terjadinya musim kemarau kurun 3 bulan sebelumnya, yang membuat ladang pertanian umumnya di Kota Kotamobagu, kering dan tandus.
Pada harga normal jagung dijual eceran ditingkat kios pakan ternak sebelum musim kemarau hanya se-harga Rp3000 – Rp3500 untuk klasifikasi jagung belum digiling.
Namun hingga akhir bulan November 2018, harga jagung dipasaran telah menembus angka fantastis, yakni jagung utuh perkilogramnya bertengger di Rp7000 perkilogram.
Pemilik Kios Avifa Kelurahan Sinindian, kepada Kotamobagu Post Kamis, (29/11/2018) mengatakan, harga jagung utuh terpaksa mereka jual Rp7000 perkilogram, lantaran pembeliannya dari petani rata-rata Rp6000 perkilogram.
“Jagung itu kami beli dalam keadaan masih tinggi kadar air dan masih belum bersih, sehingga dengan pembelian Rp6000 perkilogram dari petani, maka resiko kerugian sangat tinggi dengan penjualan Rp7000 perkilogram,” kata Dasrun Adati, owner Kios Pakan Ternak Avika, Sinindian.
Senada hal itu, pemilik kios pakan ternak Aliran Jaya Pasar 23 Maret Kotamobagu membenarkan, bahan pangan jenis jagung makin sulit didapat.
“Banyak kali kami kehabisan stok jagung, juga harga pembelian jagung dari petani paling murah Rp5.750 hingga Rp6000 perkilogram. Memang musim kemarau 2 bulan lalu, umumnya petani tidak bisa menanam karena tanah kering,” kata pemilik toko Aliran Jaya. (audy kerap)