KOTAMOBAGU POST – Hujan yang turun beberapa kali pada posisi bulan Agustus 2018 lalu, rupanya dimanfaatkan oleh sejumlah petani pemilik lahan asal Kota Kotamobagu untuk menanam komoditas Jagung.
Alhasil, sejumlah petani akan melaksanakan panen perdana komoditas Jagung pada posisi awal November 2018, nanti.
Hal ini terungkap atas wawancara dengan seorang Petani Jagung asal Desa Upai Kecamatan Kotamobagu Utara.
Sudirman Hatam, pemilik 1 hektar ladang di Desa Upai kepada Kotamobagu Post, Minggu (28/10/2018) mengatakan, sekira satu hektar ladang yang digarap dan berhasil ditanami komoditas jagung besi 2, akan mulai dipanen pada awal November nanti.
“Insyaallah, jagung akan dipanen pada posisi awal November 2018. Memang harga jagung saat ini lumayan bagus, karena umumnya lahan pertanian di Kotamobagu, pada posisi Agustus 2018 lalu, banyak yang tidak bisa digarap, karena musim kemarau.
Menurut sapaan akrab Papa Ai ini, pada posisi Agustus lalu, sempat turun hujan selama satu jam yang hanya membasahi tanah, kemudian dimanfaatkan untuk menanam jagung.
“Jadi selama bulan pertama sejak jagung ditanam, saya banyak kali melakukan penyiraman secara manual agar jagung bisa hidup. Sebab curah hujan sangat tidak menentu dipertangahan tahun 2018,” kata Papa Ai.
Dikatakan, saat ini jagung dipasaran makin sulit ditemui, dan harganya pun sudah cukup mahal.
“Harga komoditas jagung mulai dari Rp3000 hingga posisi bulan Oktober 2018 ini, sudah mencapai Rp6500 perkilogram bila dibeli eceran diwarung warung. Hal inilah yang membuat peternak unggas di Kota Kotamobagu banyak merugi,” kata Papa Ai, lagi.
Senada hal itu, Boyke Umboh, petani penggarap komoditas jagung membenarkan dirinya akan panen jagung pada posisi November Awal.
“Ya, panen jagung memang tidak melebihi setengah hektar, lahan hanya saya pinjam. memang posisi awal bulan depan (maksud November) nanti, akan panen. semoga harga jagung masih lumayan bagus,” kata Boyke. (audy kerap)