KOTAMOBAGU POST – Kawasan Kota Kotamobagu yang topografinya berada di dataran tinggi, ternyata menjadikan pohon Matoa tumbuh subur dan selalu memberikan panen melimpah yang membawa nilai ekonomi bagi warga.
Di Kota Kotamobagu, mayoritas lahan atau rumah-rumah warga banyak terlihat pohon Matoa yang rindang. Nah meski buah Matoa pada musim panen tahun 2018 ini tidak maksimal akibat musim hujan diawal tahun, namun umumnya warga Kotamobagu gembira dengan musim panen buah Matoa.
Buah Matoa sebesar buah rambutan, rasanya manis dan dagingnya empuk dan terasa nyaris seperti rambutan itu, tahun ini banyak diserbu oleh warga luar daerah Kotamobagu.
Buang Pongoh, warga Kelurahan Tumobui Kecamatan Kotamobagu Timur, mengaku mampu meraup hasil penjualan buah Matao sebesar Rp2.000.000.
“Sebanyak dua pohon buah Matao jenis Matoa mentega, semuanya dibeli oleh warga dari Manado. Mereka datang dan membeli semua buah matoa, perkilogram harganya Rp15.000,” kata Buang, diwawancarai Kotamobagu Post.
Menurutnya, pada tahun-tahun sebelumnya, sebanyak tiga pohon matoa di halaman rumahnya saat dipanen, hanya dijual di tokoh Abdi Karya.
“Tokoh Abdi Karya kadang membeli Rp10.000 perkilogram kadang juga harganya lebih hingga Rp13.000 perkilogram. Buah Matoa itu mungkin mereka jual lagi ke luar daerah,” kata Buang.
Seorang pembeli asal Kota Gorontalo yang sempat bertemu Kotamobagu Post mengatakan, di kawasan Gorontalo memang jarang ada pohon Matoa. Sehingga pada musim panen Matoa, mereka datang di Kotamobagu untuk membeli dan dijual lagi. (marcel/ajk/tim kpc)