KOTAMOBAGU POST – Dugaan penahanan saldo sisa Rp100 ribu oleh Bank BNI 46 Cabang Kotamobagu terhadap uang milik 2.765 Anak Asuh, disesalkan oleh Lembaga Pemantau Pelayanan Publik Totabuan (LP3T).
Sekretaris LP3T Irawan Damopolii SH kepada Kotamobagu Post mengatakan, sehrusnya Bank BNI 46 memahami, bahwa Program yang diluncurkan Walikota Ir Tatong Bara, merupakan program mulia yang seharusnya dilaksanakan secara tulus oleh Mohamad Bilal, selaku Pimpinan Cabang BNI 46 Kotamobagu.
“Bank BNI harusnya tulus membantu anak kurang mampu. Lha, kalau per anak asuh ditahan saldo sisa Rp100 ribu, kasihan kan masyarakat. Mereka yang masuk program anak asuh adalah pelajar berasal dari keluarga kurang mampu membiayai pendidikan. nilai sepuluh ribu saja sangat berarti bagi mereka” ungkap Damopolii.
Dikatakan, pihak Bank BNI 46 harus memberikan transparansi ke publik, terkait kebijakan penerapan sisa saldo Rp100 ribu, sebab uang itu kan untuk membelanjakan biaya pendidikan siswa.
“Kami pikir pihak Bank BNI 46 harus bekerja tulus menopang program mulia Ibu Walikota Kotamobagu. Nah, jika anak SD menerima Rp1 Juta kemudian ditahan Rp100 ribu direkening, itu jumlah yang terlalu besar” ungkapnya.
Meksi kata Irawan, pihaknya memahami bahwa ada aturan Bank terkait Saldo Sisa di Rekening Taplus.
“Namunkan pihak Bank BNI 46 tidak serta merta mematok Rp100 ribu. Ya kalau hanya menahan saldo sisa maksimal Rp25 ribu atau minimal Rp10 ribu, kami pikir itu realistis,” ajaknya.
Damopolii meminta kepada pihak Bank BNI 46 Cabang Kotamobagu untuk mempertimbangkan kembali penerapan saldo sisa Rp100 ribu.
“Bayangkan saja niatan baik Walikota Kotamobagu membantu dunia pendidikan, nah pihak BNI 46 sebagai pebisnis yang sudah meraup untung selama puluhan tahun di Kotamobagu, harus mendukung dengan setulus hati melalui program CSR BNI agar program mulia Ibu Walikota Tatong Bara benar-benar dirasakan manfaatnya bagi warga kurang mampu di Kotamobagu,” imbau Irawan Damopolii lagi.
Hingga berita ini diturunkan, Mohamad Bilal selaku Pimpinan Cabang BNI 46 Kotamobagu, belum berhasil dikonfirmasi. (audie kerap)