Seorang Ibu paruh baya Keluarga Paputungan-Mokoginta warga Kelurahan Mongkonai RT 06 Kecamatan Kotamobagu Barat, yang dikenal sebagai Mama Ela, masih syok dengan kejadian hanyutnya dua bocah Fadel berusia 5 tahun dan Adel berusia 11 tahun, warga Kelurahan Mongkonai, Kota Kotamobagu.
Mama Ela ini mengaku sangat trauma mengenang kedua bocah yang lenyap terbawa arus air sungai, dan hingga kini masih belum ditemukan keberadaannya. Meski demikian, dia bersyukur, sebab anaknya sedang main diselokan air Terminal Bonawang, saat musibah menimpa Adel dan Fadel, teman bermain anaknya.
Dirinya mungkin orang terkahir yang sempat melihat korban Adel dan Fadel bermain riang bersama. Ibu ini sempat melihat ada 3 anak yang berada di place rumahnya dan sesekali bermain sky (meluncur dengan pantat) diatas selokan air, yang hanya berjarak 4 meter dari pintu rumahnya.
“Saya melihat beberapa anak-anak bermain di atas saluran air. Termasuk di situ, saya lihat Adel dan Fadel. Mereka naik dan turun ke drainase, karena drainase sudah ada air yang mengalir disitu, tapi air baru sedikit . Saya menegur dan meminta kepada anak-anak supaya tidak usah main disitu,” kata Ibu ini.
Memang menurutnya, air yang mengalir di drainase itu, hanya sedikit saja (sebatas telapak kaki). Dia sempat melihat beberapa anak-anak asik bermain.
Maklum karena sedang berpuasa, seusai memarahi anak-anak agar tak bermain di saluran air, ibu ini mengantuk dan langsung masuk ke-kamar tidur dan tertidur. Diapun tak tau lagi, apakah ketiga anak itu, ternyata masih kembali bermain di drainase.
“Tiba-tiba ada yang datang membangunkan saya sambil menanyakan, anak-anak yang di muka rumah ada dimana? Saya kaget dan langsung melompat, dan mencari anak saya yang kecil, karena saya tahu anak saya memang suka bermain bersama Adel dan Fadel,” kata Ibu ini dengan wajah pucat.
Ibu ini menceritakan, dirinya langsung bergegas mencari anak lelakinya di Kantor Kecamatan namun tidak ditemukan. Kemudian dia menuju ke Terminal Bonawang tak jauh dari rumahnya.
“Alhamdulilah, ternyata anak saya sedang main air di selokan Terminal Bonawang. Saya sudah berpikir, anak saya yang sudah tiada. Nah, anak saya mengaku, dia takut main didepan rumah bersama Adel dan Fadel, karena akan dimarahi oleh saya, sehingga dia lari bermain air diselokan Terminal Bonawang. Saya sempat berpikir, anak saya sudah ikut hanyut dengan Adel dan Fadel,” ungkapnya.
Ibu ini mengaku, seolah tak percaya kalau Adel dan Fadel ternyata saat ini sudah hilang dan belum ditemukan. Dia juga tidak menyangka jika selokan air didepan rumahnya telah menyebabkan dua bocah teman karib anaknya, kini hilang dan diduga telah meninggal dunia.
“Seandainya saya tahu ada air besar akan melewati selokan ini, saya tidak akan tidur dan terus menjaga agar anak-anak tidak bermain diselokan itu. Memang, saluran air didepan rumah saya, sudah menjadi kebiasaan bagi anak-anak untuk bermain air, termasuk anak saya yang masih kecil yang biasanya bermain air bersama Adel dan Fadel disitu,” ungkapnya dengan wajah kesedihan.
Menurut saksi mata lain, hujan lebat yang melanda kawasan Kota Kotamobagu selama lebih dari 5 jam, membuat air diselokan Terminal Bonawang meluap dan mengalir cepat ke dataran rendah.
“Saat anak-anak yang bermain di drainase, sudah hujan lebat diatas, jadi kemungkinan air dengan cepat dan berarus langsung mengalir ke drainase itu yang terletak didataran sangat rendah dan membawa Fadel dan Adel,” kata seorang warga setempat.
Pantauan Kotamobagu Post, drainase dilokasi Fadel dan Adel diseret oleh arus air, memang berada di dataran rendah. Sehingga arus air hujan dari Terminal Bonawang berjarak sekitar 150 meter dari lokasi kejadian, akan cepat merambat keselokan dimana Adel dan Fadel tengah bermain.
Pun, drainase dimana kedua bocah itu terkahir bermain, terdapat sungai yang membelah kawasan Kota Kotamobagu, selebar kurang lebih 30 meter . Sungai dengan arus deras ini, hanya berjarak 10 meter dari sepasang bocah cilik yang kini hilang itu tengah bermain. (audie kerap)