KOTAMOBAGU – Tradisi nenek leluhur bagi ibu-ibu menjual hasil bumi mereka di pusat-pusat keramaian di Bolmong Raya, masih terus terpelihara. Kota Kotamobagu rupanya masih jadi pusat tempat berjualan oleh para kaum perempuan yang akrab disebut Inde-Inde.
Pantauan media ini, ratusan inde-inde masih terus berjualan di pusat keramaian kota, tepatnya di Jalan 23 Maret dan jalan Ibolian Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat.
Para inde-inde datang membawa dagangannya semisal buah-buah-an, sayur mayur dan bumbu dapur dan menaruh dagangan mereka di badan jalan.
Mereka mulai berdatangan menaruh jualan mereka sekira pukul 10.00 malam hari dan akan berjualan hingga pukul 07.00 Wita, pagi hari.
Inde-inde yang datang berjualan di kawasan Pasar 23 Maret itu, umumnya datang di wilayah Kabupaten Bolmong, Kabupaten Boltim dan Kabupaten Bolsel.
Seorang Inde-Inde yang nama akrab lainnya di panggil Ba’I (orang tua perempuan) tampak menerunkan jualannya yakni sayur Paku dari sebuah mobil.
“Ini sayur paku dari Kabupaten Bolsel, karena di Bolsel masih banyak sekali sayur paku (Pakis) yang subur-subur,” kata Ba’I ini.
Inde-inde lainnya berasal dari Boltim atau Kecamatan Modayag tampak membawa sayur-mayur meliputi kacang pancang, kacang tanah serta terong. Dagangan kemudian ditaruh di bahu jalan dengan beralaskan karung.
Tampak pula beberapa Inde-inde yang ditanyai media ini mengaku berasal dari Kecamatan Passi, mereka tampak menjual buah-buah-an seperti pisang, ubi kayu dan sayur ganemo serta sayur bunga pepaya.
“Sejak dari muda kami sudah berjualan hasil bumi dan sampai masa tua ini juga masih terus berjualan. Karena kalau tidak kerja, nanti kami akan sakit,” kata Inde-inde ini.
Pantauan media ini mulai pukul 01.00 wita hingga pukul 06.00 Wita jumlah Inde-inde yang mencapai 500 orang itu, ramai berjualan dan masyarakat Kotamobagu sudah tau persis jika berbelanja pada inde-inde, harga masih tergolong sangat murah. (audie kerap)