KOTAMOBAGU – Seorang oknum karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Kotamobagu marah-marah dengan meneriaki menggunakan pengeras suara, setelah sejumlah wartawan meminta konfirmasi atas kebijakan antrian buka rekening yang diterapkan olehnya selaku karyawan BRI Cabang Kotamobagu.
Oknum karyawan BRI berjenis kelamin perempuan ini terkesan adalah kordinator pelayanan pembukaan rekening anak asuh Pemkot Kotamobagu.
Dia berteriak-teriak dan marah-marah serta terkesan membully wartawan dengan menggunakan pengeras suara, oknum ini menerikan jika ada media yang meminta prioritas pelayanan tapi dirinya tolak dan kalau mau terima bantuan harus antri sambil mengajak ribuan penerima bantuan yang sedang antri untuk mengatakan “setuju” kemudian dijawab oleh ribuan warga “setuju”.
Faktanya yang terjadi adalah, sejumlah wartawan mempertanyakan (konfirmasi) mengapa kebijakan antrian buka rekening diterapkan per kelurahan? dan wartawan menyampaikan apa yang jadi keluhan masyarakat sejumlah kelurahan yang sejak pagi hari jam 8 sudah antrian, namun tidak pernah dilayanani oleh para karyawan Bank BRI Kotamobagu itu.
Contohnya ratusan masyarakat Kelurahan Tumobui yang sudah berada dilokasi antrian sejak pagi hari jam 8, namun karena oknum perempuan karyawan BRI Kotamobagu ini menerapkan antrian per kelurahan, membuat ratusan masyarakat Tumobui tidak satupun yang dilayani.
Sementara oknum karyawan perempuan berbadan tambun ini justeru menjawab kepada wartawan ” saya tidak tahu jam berapa akan dilayani,” katanya sambil menunjuk sejumlah baris antrian yang khusus diprioritaskan untuk warga dari kelurahan Kotobangon, antrian kelurahan Motoboi Kecil, baris antrian kelurahan Sinindian, sementara masyarakat kelurahan lain dilokasi, terlihat duduk melongo sejak pagi hari.
Sangat disayangkan, ratusan masyarakat kelurahan lain di Kecamatan Kotamobagu Timur yang sudah ada sejak pagi, hingga posisi jam 12.42 Wita siang (hingga berita ini diturunkan) Kamis, tanggal 29 Desember 2022, masih belum terlayani.
Ratusan warga yang sudah ada sejak pagi hari itu mengeluhkan, lantaran akibat pilih kasih dengan memprioritas sejumlah kelurahan lain untuk antri buka rekening, hingga jam makan siang diri mereka tidak sama sekali mendapatkan pelayanan.
Herannya lagi, ratusan warga dari kelurahan yang mendapatkan hak istimewa untuk antrian meski mereka baru datang, langsung dipanggil untuk dilayani di depan meja pelayanan pembukaan rekening BRI anak asuh.
pengakuan karyawan BRI Cabang Kotamobagu dilokasi, mereka berjumlah 8 orang personil karyawawan untuk melayani ribuan penerima programa anak asuh untuk membuka rekening.
Diketahui, jadwal pembukaan rekening anak asuh BRI hari Kamis tanggal 29 hari ini, yakni khusus untuk pelajar SD dari Kecamatan Kotamobagu Timur.
Kabag Kesra Setda Kotamobagu Hamdan Mamonto dikonfirmasi Kotamobagu Post menyatakan ikut menyayangkan jika pihak BRI menerapkan antrian perkelurahan. “Masalahnya warga kelurahan lain yang sudah ada sejak pagi hari, pasti tidak akan terlayani. tidak boleh seperti itu,” kata Hamdan.
Ketua LSM Generasi Sosial Peduli Indonesia (GSPI) Cabang Kota Kotamobagu, Dolly Paputungan, mensinyalir kebijakan penerapan antrian perkelurahan oleh para karyawan BRI sebagai kebijakan pilih kasih.
“Ini namanya pilih kasih, masakan antrian diberlakukan per kelurahan. kasihan kan warga kelurahan lain yang sudah ada sejak pagi hari. atau jangan-jangan para karyawan BRI yang melayani memprioritaskan kelurahan mereka sendiri, hal ini patut kami curigai. Kami meminta kepada Pimpinan BRI Cabang Kotamobagu untuk mengevaluasi kinerja karyawan mereka. karena tindakan ini mempermalukan BRI Cabang Kotamobagu selaku BUMN,” tegas Paputungan,
Dolly juga menyesalkan oknum karyawan perempuan BRI Kotamobagu yang berteriak-teriak menggunakan pengeras suara karena tak suka tanyai wartawan.
“Kan wartawan hanya membawa aspirasi masyarakat yang tidak mendapatkan keadilan dan menyampaikan, kenapa harus teriak-teriak menggunakan pengeras suara? bahkan memanipulasi seolah-olah membully wartawan meminta keistimewaan untuk dilayani. Karyawan seperti ini sebaiknya dipecat dari BRI. tidak sopan dan arogan,. (tim)