KOTAMOBAGU POST – Masyarakat Kota Kotamobagu kian dibuat bingung dengan ulah pemimpin mereka, siapa lagi kalau bukan Ir Tatong Bara. Ini terkait perubahan radikal penggunaan warna selamat kurun 3 tahun akrab dengan warna Biru, tiba-tiba berganti Merah.
Tercatat, sejak Tatong Bara dilantik jadi Walikota pada September 2013 dari gerbong Partai Amanat Nasional sebagai partai pemilik warna biru variasi putih, sejak itulah penggunaan warna biru putih jadi trend bagi Pemerintah Kota Kotamobagu dan seluruh masyarakat menggunakan warna itu.
Bukti tradisi warna biru-putih ini, hingga tahun 2016 ini masih meninggalkan jejak, baik dilingkungan Pemkot Kotamobagu, maupun dilingkungan 120 ribu penduduk Kota Kotamobagu.
Kawasan Kotamobagu hingga kini masih terlihat berwarna biru-putih. Mulai dari rumah penduduk yang lebih suka mengikuti trend Walikota Tatong Bara dengan mengecet rumah mereka warna biru, hingga ke fasilitas pagar-pagar didepan rumah, juga terlihat di cat warna biru-putih.
Tak hanya itu, seragam olah raga sampai umbul-umbul yang dicetak oleh Bagian Humas dan instansi dilingkungan Pemkot Kotamobagu, juga umumnya berwarna biru. Tradisi ini tentu saja diikuti oleh kaum pengusaha di Kotambagu yang ikut mencetak umbul-umbul symbol perusahaan mereka dengan warna dasar biru.
Jelang HUT ke-9 Kotamobagu yang jatuh tanggal 23 Mei 2016, bendera dan umbul-umbul meliputi atribut pernak-pernik hiasan memeriahkan HUT Kotamobagu ke-9 tahun, tentu saja semua berwarna biru-putih. Contohnya ratusan atribut bendera dan umbul-umbun dikawasan Jalan protocol Kelurahan Sinindian, semuanya berwarna biru putih.
Namun, peristiwa politik rupanya disinyalir mulai mempengaruhi perubahan penggunaan warna dilingkup Pemkot Kotamobagu. Tatong Bara yang juga Walikota ke-3 Kota Kotamobagu, diketahui kalah telak pada lawan beratnya pada momentum Musyawarah Wilayah Dewan Pimpinan Wilayah PAN Provinsi Sulut.
Kekalahan ini kemudian membuat Sehan Landjar tercatat Bupati Kabupaten Bolmong Timur menggantikan posisi Tatong Bara di kursi Ketua DPW PAN Sulut.
Kekelahan ini tentunya membuat Tatong Bara tersingkir dari jabatan Ketua DPW PAN Sulut yang telah memberikan konstribusi hingga dirinya bisa merebut jabatan top eksekutif lewa gerbong PAN pada ajang Pilwako tahun 2013.
Seiring waktu berjalan, Sehan Landjar yang resminya terpilih Ketua DPW PAN Sulut, kemudian pada tanggal 16 Mei 2016, PAN menjadwalkan Agenda Nasional kedatangan Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan di Kotamobagu, kapasitasnya selaku Ketua Umum DPP PAN, tujuannya melantik Sehan Landjar dan cabinet DPW PAN Sulut.
Peristiwa memalukanpun terjadi, bendera PAN berwarna biru putih itu, dibakar oleh para pendemo. Ironisnya, pembakaran itu bukan terjadi di komplek tempat Pelantikan DPW PAN berlokasi Lapangan Kelurahan Molinow, dimana Zulkifli Hasan berada.
Tragisnya lagi, pembakaran bendera PAN justeru dilakukan oleh sedikitnya 20 orang demonstran, tepat dikawasan rumah kenegaraan Walikota Kotamobagu yang diketahui Walikota Tatong Bara dan Angota DPR RI Yasti Soepredjo saat itu berada didalam rumah milik Negara itu.
Tercatat, 2 hari usai Bendera PAN dibakar, para kader PAN yang ikut dihadiri oleh Ahmad Sabir juga Ketua DPRD Kotamobagu dari Fraksi PAN, Begie Gobel juga Fraksi PAN melaporkan kasus pembakaran itu ke pihak Polres Bolmong.
Nah, tepat tanggal 23 Mei 2016 ditengah kebahagian masyarakat merayakan Ultah Kota Kotamobagu ke-9, Tatong Bara kapasitasnya Walikota Kotamobagu tiba-tiba tampil dihadapan peserta upacara dengan memakai baju merah.
Masyarakat dan peserta upacara bendera dalam rangka HUT Kotamobagu, seperti tersentak melihat perubahan sanga Inspektur Upacara dengan tubuhnya terbungkus serba warna merah. Masyarakat yang menyaksikan memang agak kaget juga, sebab disetiap acara resmi dan seremoni, Walikota wanita pertama yang berparas cantik itu, selalu tampil anggun dengan pakaian serba biru yang adalah warna dasar Partai PAN.
Sebelumnya memang tanda awal perubahan warna ini mulai tersingkap saat Bagian Humas Pemkot Kotamobagu mencetak 150 Baliho bertajuk HUT Kotamobagu itu, disebarkan dan dipasang ke seluruh pelosok Kotamobagu tujuannya selain memaknai HUT Kotamobagu juga memotivasi semangat kerja masyarakat. Anehnya isi dalam tulisan pada 150 buah baliho itu, didominasi warna merah.
Masyarakat Kotamobagu sejak saat itu, mulai ramai membicarakan kebijakan sang Walikota atas perubahan warna biru menjadi warna merah. Isu panas itu terus bergulir dan jadi percakapan bagi masyarakat pemerhati politik. Bahkan dalam acara Stand Up Komedi-pun, yang dilakoni anak-anak muda sanggar kreatif, sempat jadi bahan sentilan perubahan warna yang dilakoni oleh Walikota mereka.
Terus apa kata Walikota Kotamobagu Tatong Bara untuk menepis perubahan warna yang dilakoninya?
“Itu tidak ada hubungannya dengan politik,” ujar Tatong berdalih dari isu hangat dimasyarakat. saat memberikan keterangan pers, Rabu (25/05) Sore, disela-sela acara festival kuliner Khas Mongondow di Lapangan olahraga Sinindian, Kecamatan Kotamobagu Timur.
Walikota yang sukses menumbangkan inchumbent Djelantik Mokodompit dalam kompetisi Pilwako 2013 itu, beralasan perubahan warna adalah pilihan atas dasar keputusan dengan para pejabat dilingkungan Pemkot, yang diketahui selalu loyal atas kebijakan pemimpin mereka. Lebih aneh lagi, hebatnya lagi peruabahn itu disepakati antara Walikota dan para pejabat bawahannya melalui perundingan di grup Whatsapp.
Bagi sebagian masyarakat Kotamobagu, memang agak aneh membaca pernyataan pers yang ditayankan sejumlah media online local di Kotamobagu. Sang Walikota berdalih dengan mengagungkan Kebudayaan China. “Selain merupakan keputusan bersama, pemilihan warna merah melambangkan semangat dan 9 adalah angka tertinggi dalam kebudayaan Cina,” ucap Tatong, dilansir dari beberapa media online berkantor di Kotamobagu.
Namun, sifat demokrasi Walikota Tatong Bara (dilansir) mengakui, dirinya bisa memaklumi opini yang berkembang di masyarakat terkait tema HUT yang memilih warna merah. Karena kata wanita canik ini, ketika berpolitik, orang cenderung mengaitkan dengan warna.
Untuk meyakinkan rakyatnya atas pilihan radikal perubahan warna Biru berpindah ke Warna Merah, Walikota kemudian mengatakan alasan perubahan warna untuk merangkul masyarakat.
“Yang jelas saya netral-netral saja. Lagipula ketika terpilih menjadi Walikota, artinya saya harus merangkul semua masyarakat di wilayah yang saya pimpin,” terang Walikota Tatong Bara dilansir dari sejumlah media online. (catatan audy kerap)