KOTAMOBAGU POST – Momentum perayaan Dharma Santi tahun 2016, Tahun Baru Saka 1938 oleh Umat Hindu, Bupati Bolmong Salihi B. Mokodongan SH, menyampaikan kebanggaannya kepada masyarakat di Kabupaten Bolmong, terkait Kerukunan Umat Beragama terus terpupuk subur dalam kehidupan Umat Beragama.
Hal ini disampaikan Bupati Salihi Mokodongan disela-sela sambutannya dimomentum perayaan Hari Nyepi Tahun Baru Saka 1938 oleh Umat Hindu yang dipusatkanb di Desa Mopugat Kecamatan Dumoga Utara, Kamis 31/02/2016.
Kegiatan Dharma Santi sebagai rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka bagi Umat Hindu yang dihadiri oleh segenap umat Hindu dari seluruh Kecamatan se-Kabupaten Bolmong tahun 2016 ini, ,menurut Bupati Ke-15 itu, merupakan momentum yang sangat tepat untuk melakukan pembinaan kepada umat manusia, khususnya kepada umat Hindu.
“Dharma Santi adalah bagian dari pembinaan kepada umat manusia khususnya kepada Umat Hindu, sehingga menjadi tauladan untuk memelihara kemajemukan didaerah ini. Saya selaku Bupati Bolmong, sangat bangga semasa 5 tahun masa kepemimpinan saya sebagai Bupati, Kerukunan Umat Beragama tetap terpelihara dan harus dipupuk subur dihati seluruh masyarakat Kabupaten Bolmong,” kata Bupati Salihi Mokodongan.
Dharma Santi menurutnya, Manusia untuk senantiasa melakukan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, manusia dan alam semesta, meningkatkan keseimbangan dan kesucian diri, serta terkandung suatu nilai kebangkitan, kesadaran dan toleransi menuju kebersamaan dalam mencapai tujuan hidup umat manusia.
Perayaan Dharma Santi tahun 2016 dipusatkan di Dumoga Utara ini, dilaksanakan bertempat di gedung SMA SWADHARMA Desa Mopugad Kecamatan Dumoga Utara ini, dihadiri juga oleh ketua DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Welty Komaling SE, Ketua Parisade Privinsi Sulut DR. I Dewa Ketut Anom Msi, Asisten I beserta para pimpinan SKPD Pemkab Bolmong, Ketua Forum Sanggraha Nusantara Korwil Sulut, Ketua Parisade Bolmong, unsur Muspika ,para sangadi serta masyarakat dumoga raya.
Kegiatan ini yang berthemakan “Keberagaman Perekat Persatuan,” juga dimeriahkan dengan tampilnya kelompok penari adat Bali sebagai budaya yang menghiasai kemajemukan masyarakat Bolaang Mongondow.
Diketahui, profile sebagian masyarakat di Dumoga Raya, adalah warga asal Bali yang merupakan masyarakat transmigrasi pasca meletusnya Gunung Agung yang meletus tahun 1963.
Kemudian sejak tahun 1964 beberapa gelombang transmigrasi melalui Pemerintah Pusat, ditempatkan di kawasan Dumoga yang saat ini dikenal sebagai lumbung beras terbesar di Sulawesi Utara saat ini.
Setiap tahunnya Umat Hindu di kawasan Dumoga ini, selalu memperingati Dharma Santi, Tahun Baru Saka yang dihadiri oleh tokoh lintas agama dan lintas etnis dari Kabupaten Bolmong, dimana Pemerintah Kabupaten Bolmong selalu menjadi ujung tombak kegiatan religius tersebut. (Advertorial Humas Pemkab Bolmong)