KOTAMOBAGU POST – Budaya Memelihara ayam kampung secara turun-temurun, tampaknya menjadi tradisi turun-temurun umumnya masyarakat Kotamobagu.
Di kawasan Kota Kotamobagu, hampir setiap rumah warga yang memiliki cukup halaman, ternyata ikut memelihara ayam kampung ayam ras.
“Tradisi memelihara ayam kampung atau ayam ras, itu sudah ada sejak dulu kala di Kotamobagu. Kan kalau mau pogogutat misalkan ada acara tetangga, biasanya ada pogogutat memberikan sumbangan mulai dari ayam, atau beras atau uang,” Aba. Warga Kotobongon.
Ternyata tradisi pelihara ayam kampung masyarakat ini, menjadi peluang bisnis tersendiri bagi Deddy Raupu.
Ditemui di Kios Fetiya miliknya di Kelurahan Kotobangon ruas jalan menuju Desa Moyag itu, dirinya sudah terjun di bisnis pakan ternak.
“Iya, sudah lebih dari 4 bulan saya jualan pakan ternak. Lumayan putaran bisnisnya. Cukuplah untuk nafkah hidup kami sekeluarga,” kata Deddy Raupu.
Untuk bahan baku seperti Makanan Pabrik untuk makanan unggas Ayam, sejenis AD1, AD2 591, 594, di beli langsung dari dari agen di pertokoan pusat Kotamobagu, kemudian di jual secara eceran.
Sementara untuk bahan baku lokasl, seperti jagung juga dia jual secara eceran perkilogram.
“Kadang saya beli jagung dari kawasan Dumoga dan kawasan Lolak atau Inobonto. Nah jagung itu kemudian saya giling dan jual secara eceran,” ungkapnya.
Dikatakan, sejak dirinya berbisnis pakan ternak terlebih khusus makanan ayam, pendapatannya lumayan baik.
“Sehari ada untung bersih seratus ribu, sudah lumayan pak,” kata Deddy, membenarkan kalau tradisi memelihara ayam kampung, jenis Philipin, Saigon, Pakhoy dan Ras Ayam Bangkok hingga saat ini masih terpelihara dengan baik bagi masyarakat Kotamobagu.
“Hal inilah yang membuat peluang binis menjual pakan ternak ayam di Kota Kotamobagu, potensinya masih cukup tinggi,” tambahnya. (audie kerap)