KOTAMOBAGU POST – Angka orang positif Versi Rapid Test di Kota Kotamobagu hingga hari ini, Kamis (16/04/2020) terus bertambah menjadi 11 orang.
Bertambahnya jumlah reaktif Covid 19 ini, disampaikan langsung oleh Tm Gugus Tugas Covid 19 Kota Kotamobagu, melalui Konverensi Pers digelar di Kantor Walikota Kotambagu, Kamis siang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu, dr Tanty Korompot menyebutkan, Kota Kotamobagu ketambahan 1 orang Reaktif saat dilakukan test cepat atau Rapid Tes.
Satu orang tersebut kata Tanty, adalah orang yang m kontak erat dengan salah satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang saat ini lagi dirawat di RSUD Kota Kotamobagu.
Sehingga katanya, dari total yang diperiksa, pada Rabu (15/4/2029) malam sampai pagi harinya, berjumlah 43 orang di Rapid Tes, maka hanya ditemukan 1 orang reaktif.
“Hingga hari ini Kamis Tanggal 16 April 2020, jumlah pasien hasil pemeriksaan Rapid Tes dengan hasil Reaktif berjumlah 11 orang,” sebut dr Tanty.
Semua pasien rekatif ini kata dia, berada di ruang isolasi RSUD Kota Kotamobagu dan dalam pengawasan pihak RSUD Kotamobagu sambil menunggu hasil pemeriksaan Swab.
“Tetap menggunakan masker jika ada urusan penting di luar rumah, selalu cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir, selalu jaga jarak atau social distancing, physical distancing serta tetap berada di dalam rumah,” ajak Korompot.
Dikatehui, hasil positif pada rapid test menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona. Meski begitu, orang yang sudah terinfeksi virus Corona dan memiliki virus ini di dalam tubuhnya bisa saja mendapatkan hasil rapid test yang negatif karena tubuhnya belum membentuk antibodi terhadap virus Corona.
Oleh karena itu jika hasilnya negatif, pemeriksaan rapid test perlu diulang sekali lagi 7–10 hari setelahnya. Anda juga tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari walaupun tidak mengalami gejala sama sekali dan merasa sehat.
Nah, bila hasil rapid test Anda positif, jangan panik dulu. Antibodi yang terdeteksi pada rapid test bisa saja merupakan antibodi terhadap virus lain atau coronavirus jenis lain, bukan yang menyebabkan COVID-19 atau SARS-CoV-2. (Kif/tim kpc)