Sepi Pengunjung, Ratusan Pedagang Pasar 23 Maret Bangkrut

Kotamobagu198 Dilihat

KOTAMOBAGU POST – Walikota Kotamobagu Ir Hj.Tatong Bara diminta memperhatikan nasib ratusan pedagang Pasar 23 Maret yang berjualan dalam Gedung  Pasar.

Mereka mengatakan, mengalami kebangkrutan setelah pindah berjualan di dalam bangunan pasar, namun masih banyak pedagang yang dibiarkan berjualan di luar gedung komplek Jalan Pasar 23 Maret.

Hal inilah yang menjadi penyebab sehingga masyarakat pengunjung tidak membeli di dalam gedung pasar 23 Maret, namun hanya membeli di bagian luar di pinggiran jalan.

Jumlah pedagang mencapai 100 orang itu mengeluhkan, semua jualan mereka meliputi bawang rica tomat (Barito) serta dagangan hasil bumi lainnya, umumnya rusak dan membusuk karena tidak ada pembeli.

“Kami berjumlah hampir ratusan pedagang sudah pindah berjualan dalam Pasar 23 Maret, namun masih banyak yang masih berjualan diluar gedung pasar. Mereka dibiarkan berjualan di depan ruko dan depan pertokoan, sehingga tidak ada pembeli yang masuk dalam gedung tempat kami berjualan,” ungkap Rudy, dan puluhan pedagang Pasar 23 Maret yang diwawancarai Kotamobagu Post, Sabtu (13/08/2022).

Akibatnya mereka mengalami kerugian dan bangkrut akibat jualan bumbu dapur dan Bawang Rica Tomat, tidak laku alias tidak ada pembeli.

“Tolong bantu  kami laporkan kepada Ibu Walikota Kotamobagu masih banyak pedagang berjualan di pinggiran jalan 23 Maret yang tidak ditertibkan oleh petugas,  ini yang mengakibatkan kami mengalami kebangkrutan karena rugi besar akibat dagang tidak ada pembeli,” ucap mereka berpesan pada wartawan.

Dikatakan, alasan pedagang berjualan di bagian luar gedung Pasar 23 Maret karena menyewa tempat bahu jalan, dan tidak dilakukan penindakan tegas oleh Sat Pol PP.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Perindag Koperasi dan Pasar Kota Kotamobagu, Ariyono Mokoginta dan Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Sahaya Mokoginta, masih berusaha di konfirmasi.

Diketahui Gedung Pasar 23 Maret terdapat sekira 300-an lapak serta sekira 40-an ruko yang hingga kini tutup dan tidak ada pedagang yang berani berjualan. sementara hanya sekira 60-an lapak pedagang dibagian Barat yang berjualan karena masih dekat dengan akses jalan.

Pantauan wartawan, masyarakat Kotamobagu yang datang ke Pasar 23 Maret, hanya membeli dibagian luar gedung atau di komplek Jalan 23 Maret yang masih bebas berjualan diluar dan tidak masuk kedalam Gedung Pasar 23 Maret (audie kerap)