Kisah Ramalan Paranormal, Dimasuki Leluhurnya Fadel, Sangadi Ke-Tiga Desa Mongkonai

Suasana ketika jasad korban bocah lelaki fadel yg baru di angkat dari sungai depan komplek Mako Brimob Desa Kecamatan Passi, sekira 10 kilometer dari titik hanyut (dok Kotamobagu Post)

KOTAMOBAGU POST – Warga Mongkonai sujud syukur atas ditemukannya jasad bocah lelaki Fadel 5 tahun, telah ditemukan. Namun masih ada satu anak bernama Adel, masih dalam pencarian Tim SAR. Keduanya dillaporkan terseret arus sungai Ongkak pada Sabtu (03/06/2017)

Namun pasca penemuan jasa Fadel oleh Tim SAR, pada pukul 10.00 wita (06/06/2017) membuat duka masyarakat Mongkonai sedikit terobati. Nah, kisah penemuan Jasad Fadel ditemukan 10 kilometer dari titik hanyut, rupanya menyisahkan cerita erat kaitannya dengan seorang paranormal, yang ramalannya tentang keberadan jasad Fadel, masihbtak jauh dari titik awal hanyut.

Cerita yang berkembang bagi sebagian warga Mongkonai, beberapa jam setelah Fadel dan Adel dinyatakan hilang terbawa arus Sungai Ongkak pada Sabtu (03/06/2017), malam kemudian, seorang Paranormal asal Desa Imandi,Kecamatan Dumoga Timur, dimasuki arwah orang yang sudah mati.

Nah, roh yang masuk ke tubuh paranormal itu, mengaku adalah leluhurnya adik Fadel yang hilang terseret arus sungai Onglak. Kisah roh tetenya Fadel masuk dan berbicara menggunakan tubuhnya paranormal ini, berlangsung di sebuah rumah di Kelurahan Mongkonai RT 06, atau di kawasan Fadel dan Adel, hanyut.

“ Sangadi ketiga Desa Mongkonai, adalah tete-nya Fadel (maksud leluhurnya korban bocah cilik Fadel). Dan Tete nya Fadel kemasukan pa orang Imandi dan berpesan, cucunya Fadel (maksud jasad) belum jauh (dari sungai)” kata beberapawarga, yang diucapkan oleh seorang Ibu, Keluarga Paputungan -Mokoginta, warga RT 06 Mongkonai.

Ibu ini menceritakan, saat arwah Tete nya Fadel berbicara melalui tubuh seorang lelaki warga Imandi, Tete Fadel sempat marah marah.”Kenapa ngoni ndak awasi tu anak anak. Dua satu kali dorang ada ambe. Mar tinggal Fadel yang masih torang berusaha tahan, dan (jasad) belum jaoh” kata Ibu ini kepada Kotamobagu Pos dan beberapa wartawan saat bercakap cakap di rumah Ibu ini, pada minggu sore (04/06/2017).

Selain kisah keanehan sebelum musibah menimpa Fadel dan Adel, Ibu ini juga bercerita, pada bulan desember 2015 lalu, seorang tetangganya kemasukan arwah pada tubuh seorang anak remaja, yang tak jauh dari lokasi hanyutnya Fadel dan Adel.

“Itu setan marah marah, karena banyak anak anak kase babunyi petasan di jembatan,kong setan bilang dorang pe tanpa pohon besar ngoni so potong kong badiri akang kantor camat, torang ley pe tampa di kuala yg ada tanah tenga kuala ngoni so se bersih, skarang torang istirahat di bawah jembatan, ngoni ganggu,” kata ibu inmenceritakan kisah mistis angkernya jembatan Mongkonai.

Dia mengatakan, anak remaja itu diganggu arwah atau setan selama 5 hari berturut turut, karena setan katanya marah marah, tempat mereka digusur. “5 hari tu nyong nyong itu kemasukan, sampe torang samua disini, so jadi terganggu,” katanya.

Sementara itu, Lurah Mongkonai Syamsuri Potabuga ditanya soal cerita cerita rakyat yang beredar hangat, berkaitan dengan duka cita hilangnya dua anak Fadel dan Adel membenarkan. Ada sekelompok warga yang memanggil paranormal.

Mereka memang melibatkan paranormal untuk biisa secepatnya menemukan dua anak mereka yang masih hilang.

“Sebelum jasad adik kita Fadel ditemukan tadi lagi di depan Mako Brimob Desa Inuai, memang ada beberapa warga saja yang sempat melibatkan paranormal.

Maklum mereka menginginkan agar dua anak anak kita yang hilang, bisa segera ditemukan” kata Lurah.

Memang dari cerita beredar, Tete nya Fadel ada berpesan kepada mereka, Jasad Fadel belum jauh. Paranormal yang mereka panggil itu, dari Desa Imandi,” kata Potabuga.

Lurah juga sempat membenarkan, sejarah Desa Mongkonai, Tetenya almarhum adik Fadel, adalah Sangadi ke tiga Desa Mongkonai.

“Namun umunya warga Mongkonai sejak musibah terjadi, selalu mengumandangkan doa kepada Allah SWT, agar jasad Fadel dan Adel, bisa cepat ditemukan, kata Lurah Monkonai Syamsuri Potabuga S.Sos, kepada wartawan Kotamobagu Post. (audie kerap)