KERAJAAN KAIDIPANG – KAIDIPANG BESAR 1677 – 1912

DISADUR DARI : BUKU GELORA NASIONALISME DALAM ISTANA KERAJAAN. KARYA PENULIS : AUDIE J. KERAP

Kerajaan Kaidipang merupakan salah satu kerajaan di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow (tahun 2007 telah mekar menjadi Kabupaten Bolmong Utara) yang berdiri sejak 1677. Raja Kaidipang pertama adalah Maurits Binangkal Korompot. Dia kemudian digantikan oleh putra sulungnya Tiaha Korompot sebagai Raja II. Selanjutnya, pemerintahan Kerajaan Kaidipang dipimpin Dodoali Korompot sebagai raja III. Sedangkan Philips Korompot dinobatkan sebagai Raja IV. Piantai Korompot merupakan raja V Kerajaan Kaidipang dan kemudian digantikan oleh putranya Gonggala I Korompot sebagai Raja VI. 

Raja Ram Suit Pontoh

Dalam perjalanan sejarah, seperti yang dituturkan berbagai sumber, Kerajaan Kaidipang sempat diperintah oleh Antogia sebagai Raja VII. Namun kekuasaan Kerajaan Kaidipang kemudian beralih ke tangan keturunan Raja Gonggala I Korompot, yakni Tatu Korompot sebagai Raja ke VIII (1770-1817). Tatu Korompot menggantikan namanya menjadi Willem David Korompot.

Pada masa kekuasaan David Willem Korompot alias Tatu, berdiri pula Kerajaan Bolangitang. Strategi penetapan Kerajaan Bolangitang dilakukan oleh Gubernur Jenderal Valkenaar dari Pemerintah Belanda. Beberapa alasan pihak Belanda mendirikan Kerajaan Bolangitang adalah karena luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Kaidipang, sehingga dipandang perlu dibentuk saudara kerajaan Kaidipang, yakni Kerajaan Bolangitang.
Situs Istana Kerajaan Kaidipang di Bolmong Utara (dok tahun 2007 kotamobagu post)

Tampuk pemerintahan Willem David Korompot kemudian dilanjutkan oleh oleh anaknya Toruru Korompot sebagai Raja ke IX (1817-1835). 

Setelah Raja Toruru Korompot wafat, tahta dilanjutkan oleh Tiaha II Korompot. Tiaha merupakan raja X yang memegang kekuasaan Kerajaan Kaidipang antara tahun 1835-1863. Jabatan sebagai Raja dilanjutkan oleh Muhammad Nurdin Korompot sebagai Raja ke XI (1863-1866). 

Muhammad Nurdin wafat di daerah pengasingan, Ambon. Kemudian pada akhir tahun 1866 Pemerintah Belanda melalui dewan kerajaan mengangkat dan melantik Gonggala II Korompot sebagai Raja ke XII. Gonggala II Korompot memerintah selama 32 tahun. 

Gonggala II merupakan Raja Kaidipang yang mendapat penghargaan Bintang Jasa Emas. Tahun 1898 tampuk Pemerintahan kerajaan diserahan kepada anaknya Louis Korompot yang dilantik pada tahun 1898 tanggal 31 Agustus. Luis Korompot merupakan Raja 13 Kerajaan Kaidipang memerintah antara tahun 1898-1908. Kemudian tahta kerajaan dilanjutkan oleh Mahmud Manoppo (Antogia) Korompot memerintah sebagai Raja Kaidipang sepanjang tahun 1908-1910. 

Sejak akhir tahun 1910 -1912 setelah Raja Mahmud Korompot lengser keprabon (mengundurkan diri), roda pemerintahan Kerajaan Kaidipang sementara waktu dilaksanakan oleh Tjogugu Mbuinga Papeo. Pada masa itu, terjadi penggabungan Kerajaan Kaidipang dan Kerajaan Bolangitang menjadi Kerajaan Kaidipang Besar (Bersambung)