Dampak Kemarau, ‘rempah-rempah campur’ tembus Rp5000 di Pasar Serasi dan Pasar 23 Maret

Kotamobagu1119 Dilihat
rempah rempah campur yang mengalami kenaikan hingga 40 persen dari harga sebelumnya diduga akibat kemarau kurun 3 bulan di kawasan Kotamobag (foto : kpc-2019)

KOTAMOBAGU POST – rempah-rempah campur yang terdiri dari berbagai jenis bumbu hijau dan segar dan lengkap, hingga akhir agustus 2019, telah mengalami kenaikan harga hingga 40 persen dari harga sebelumnya di pusat perdagangan Kota Kotamobagu, yakni Pasar Serasi dan Pasar 23 Maret.

‘ampa-ampah campur’ (istilah sebutan untuk rempah-rempah campur) yang diikat menjadi satu meliputi bumbu; baramakusu atau sere’, kekuru atau kamangi, pondang atau daun pandan, serta daong lemong atau daun lemon, mendadak naik harganya menjadi Rp500 per-ikatnya.

Harga ini justeru mengagetkan sejumlah pengunjung Pasar Serasi dan 23 Maret pada Sabtu dini hari (31/08/2019), pukul 05.00 Wita.

“Harga satu ikat “rampa-rampa campur so Rp5000”, kata seorang inde-inde, (sebutan tradisi bagi pedagang sayuran) saat seorang pembeli bertanya, yang terekam Kotamobagu Post.

Kemudian pedagang itu menjelaskan kepada pembeli, jika harga rampah-rampah campur yang mereka beli dari pemasok, dulunya Rp200 perikat. Kini sudah naik menjadi Rp3500 – Rp4000 perikatnya.

Pantauan Kotamobagu Post pada posisi subuh dini hari pukul 05.00 Wita di lokasi Pasar Serasi Kotamobagu, juga harganya sama dengan harga ‘ampa-ampa campur di Pasar 23 Maret, ;  yakni seikatnya Rp5000.

Menurut seorang pedagang di Pasar Serasi, kemungkinan harga ampa-ampa campur yang naik dari Rp3000 perikat menjadi Rp5000 perikatnya, dikarenakan kawasan Kotamobagu di sengat Kemarau, sehingga umumnya tanaman banyak yang mati kekeringan. (audie kerap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.