Tahun 2016, Kotamobagu Koleksi 170 Kasus DBD

Meski belum ada yang meninggal akibat penyakit DBD, Namun Tahun 2016, Kotamobagu sudah mengoleksi 170 Kasus DBD. (foto : ilustrasi)
Meski belum ada yang meninggal akibat penyakit DBD, Namun Tahun 2016, Kotamobagu sudah mengoleksi 170 Kasus DBD. (foto : ilustrasi)

KOTAMOBAGUPOST.COM – Penyakit Demam Berdarah atau DBD, khususnya di kawasan Kota Kotamobagu dalam medio berjalan tahun 2016 ini, rupanya sudah  menembus angka fantastis, yakni sebanyak 170 kasus DBD.

Angka ini merupakan bocoran yang diperolah wartawan Kotamobagu Post dari sumber Badan Statistik Cabang Kotamobagu. Dari informasi diperoleh, kasus DBD ini, lebih tinggi dibanding angka kasus DBD Tahun 2015 lalu yakni hanya mencapai 104 kasus DBD.

Tingginya kasus penyakit DBD di Kota Kotamobagu, ikut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu. “Ya sudah banyak terjadi kasus DBD di Kotamobagu,” kata Kadis Kesehatan, didampingi Hj. Nelmi Angkato Kabid Pencegahan dan  Pemberantasan Penyakit dan Wabah.

Meski Nelmi Angkato sendiri, sempat membantah jika tahun 2015 lalu, bukan sebanyak 104 kasus DBD, namun hanya 95 kasus saja. “Untuk tahun 2015 dan tahun 2016 ini, belum ada kasus kematian yang disebabkan oleh DBD,” terangnya.

Senada hal itu, Walikota Kota Kotamobagu Ir Hj.Tatong Bara, kepada wartawan Kotamobagu Post, mengingatkan bahaya DBD kepada masyarakat. “Masyarakat harus selalu mewaspadai penyakit DBD. Tentunya kita harus disiplin untuk menjaga kesehatan lingkungan kita dengan melakukan 3M Plus, yakni Menguras Tempat Penampungan Air, Menutup Penampungan Air, Mengubur Barang Bekas Plus Hindari Gigitan Nyamuk, Tidur Pakai Kelambu dan Memakai Obat nyamuk,” imbau Walikota.

Terpisah, Kepala Dinkes Kotamobagu dr Nurdjannah Masloman melalui Kepala Bidang Promosi Kesehatan, Dahlan Mokodompit kepada wartawan Kotamobagu Post, mengatakan upaya maksimal sosialisasi tentang antisipasi dan bahaya DBD sudah maksimal mereka lakukan.

“Selama ini kita selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat agar waspada  ketika cuca tidak menentu kadang kadang dia hujan kandang juga dia panas  jika keadaan begini perkembangan nyamuk DBD itu terlalu cepat,” kata Mokoginta, diruang kerjanya Rabu (21/09/2016).

Dikatakan, pihaknya selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat baik dari puskesman atau puskesdes agar semua tempat-tempat berpotensi bertelurnya nyamuk DBD, harus dimusnahkan.

“Karena hanya dengan ini kita lalukan bisa menekan angka kasus DBD, karena kalau kita melakukan fogging menurutnya itu tidak ada alasan untuk menurunkan angka kesakitan tetapi dari diri kita sendirilah yang melalukan 3M Plus serta Perilaku Hidup Bersih Sehat,” Ucapnya. (Fitra D.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.