“Kapolres Kotamobagu Harus Usut Aktor Dibalik Rencana Jahat Menghadang Kapolda Sulut Irjen Royke Lumowa di Tambang Ilegal Potolo””

Bolmong, Headline4678 Dilihat
Kapolres Kotamobagu diminta usut dan tangkap aktor intelektual yang membiayai pengumpulan massa untuk menghadang Kapolda Sulut hingga terjadinya insiden pengeroyokan pada wartawan

KOTAMOBAGU POST – Pasca ditangkapnya dua terduga pelaku penganiayaan wartawan, sejumlah warga Desa Tanoyan Selatan langsung bereaksi mendesak Kapolres Kotamobagu, mengusut dan menangkap aktor intelektual dibalik insiden penganiayaan wartawan.

“Saya meminta kepada Kapolres Kotamobagu agar tidak hanya menangkap keluarga kami, tapi juga harus mengusut dan menangkap aktor intelektual yang mengumpulkan massa untuk menghadang kedatangan Kapolda Sulut di Desa Tanoyan Selatan,” ungkap sumber warga Tanoyan Selatan, mengaku seorang keluarganya, kini sudah ditahan di jeruji Mapolres Kotamobagu.

Sumber bersama seorang rekan tokoh masyarakat di Desa Tanoyan Selatan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong menghubungi redaksi Kotamobagu Post menyatakan, bahwa insiden terjadinya penganiayaan wartawan pada hari Selasa tanggal 16 Maret 2020, karena terjadi pengumpulan massa oleh actor intelektual dengan maksud menghadang Kapolda Sulut Irjen Pol.Royke Lumowa.

“Keluarga kami hanya jadi tumbal oleh aktor intelektual yang mengumpulkan massa, termasuk membiayai oknum-oknum security di pertambangan Potolo yang terlibat penghadangan hingga terjadinya insiden penganiayaan wartawan,” tegas sumber, minta namanya tidak ditulis.

Dikatakan, pihaknya akan koperatif bekerja sama memberikan informasi sejauh keterlibatan actor intelektual yang memiliki rencana jahat menghadang Kapolda Sulut Royke Lumowa dengan pasukannya saat menuju lokasi perbukitan tambang, yang kemudian berakhir dengan insiden pemukulan seroang wartawan.

Senada hal itu, Parindo Potabuga aktifis di Bolmong Raya menyatakan, ada dugaan kuat keterlibatan seorang aktor intelektual bis bos tambang Potolo bernitian SW, alias Ko Sten dalam insiden penghadangan Kapolda Sulu, hingga terjadinya penganiayaan pada wartawan.

“Operasi dilakukan Kapolda Sulut di Potolo, bukan diareal tambang lokal dikelola oleh masyarakat, namun penutupan tambang illegal yang dikuasai oleh oknum Cukong. Jadi berkaitan dengan terjadinya insiden pengeroyokan wartawan, erat kaitannya dengan pengumpulan massa dilakukan oleh kaki tangan cukong,” ujar Potabuga.

Dikatakan, kasus penganiayaan wartawan sesuai Laporan Polisi korban wartawan Ronni Bonde, menjadi pintu masuk untuk mengusut actor dibalik pengeroyokan wartawan termasuk yang membiayai mengumpulkan massa untuk rencana jahat menghadang Kapolda Sulut dan pasukannya ketika operasi di lokasi tambang illegal Potolo. (audie kerap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.