Masjid Raya Kotamobagu Terlantar, Puluhan OKP-LSM Akan Gelar Demo

 

Nasib bangunan Masjid Raya Baitul Makmur yang sudah dua tahun terkahir dalam keadaan terlantar (manadopostonline)
Kondisi bangunan Masjid Raya Baitul Makmur yang sudah dua tahun terkahir dalam keadaan terlantar (dok :mdopostonline)

KOTAMOBAGU POST – Puluhan Organisasi Kepemudaan dan Organisasi Keagaman maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara, dipastikan bakal menggelar aksi demo.

Unjuk rasa ini disebutkan akan melibatkan masyarakat Kotamobagu. Sikap ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi Masjid Raya Baitul Makmur (MRBM) yang hingga awal tahun 2016 ini, dalam keadaan, terlantar.

“Kami akan menggelar aksi unjuk rasa damai untuk mempertanyakan nasib keberlanjutan kondisi fisik bangunan Masjid MRBM Kotamobagu yang hingga kini dalam keadaan terlantar,” kata Ketua BKPRMI Kota Kotamobagu, Deddy Martasen, saat melaksanakan rapat bersama puluhan OKP, ORMAS dan LSM di rumah Kopi Korot, Kelurahan Kotobangon, Kamis (03/03/2016).

Puluhan LSM, OKP dan Ormas yang hadir dalam percakapan yang dilakukan secara spontanitas, tampak terlihat terjadi perdebatan alot terkait pembangunan Masjid Raya, yang sudah dua tahun Pemerintahan Walikota Kotamobagu Ir Tatong Bara memimpin, masih belum tersentuh pembangunan yang layak.

“Kita akan lakukan langkah konsolidasi dengan semua Ormas, LSM dan Organisasi Keagamaan, intinya kita akan menanyakan langsung kepada Pemerintah Kota Kotamobagu, sejauhmana tanggung jawab keberlanjutan pembangunan Masjid Raya,” kata Ando Lobud, Ketua LSM Forum Masyarakat Kotamobagu (Formak).

Sementara itu, Deddy Martasen menyebutkan, kondisi fisik bangunan Masjid Raya dikhawatirkan akan mengalami kerusakan dan justeru membahayakan keselamatan umat, apabila tidak dilakukan penyelesaian secepatnya.

“Kami justeru mau menanyakan kepada Ibu Walikota Kotamobagu, Masjid MRBM masih mau dilanjutkan pembangunannya atau tidak. Lho, sudah dua tahun pemerintahan Walikota, tapi tidak ada kemajuan progres pembangunannya. Walikota kami minta harus serius dan jangan main-main, karena bangunan itu adalah rumah ibadah” kata Deddy Martasen.

Dia menegaskan, rencana aksi unjuk rasa damai akan digelar dan akan didahului dengan pelaporan kepada pihak Polres Bolmong dan saat ini puluhan Ormas, OKP dan Organisasi Keagamaan, sedang melakukan konsolidasi dengan masyarakat Kotamobagu.

Diketahui, sejak Walikota Kotamobagu Ir Tatong Bara menjabat medio September 2013 lalu, pada tahun pertama pemerintahannya (tahun 2014), Pemkot tidak menganggarkan kelanjutan pembangunan Masjid Raya.

Kemudian tahun 2015, Walikota Kotamobagu menganggarkan Rp17,5 Miliar dalam APBD, namun hingga akhir tahun 2015 lalu, pihak kontraktor pelaksana mengalami putus kontrak terhitung hanya pada posisi termen pertama, setelah proses pencairan anggaran 20 persen diklaim oleh Kontraktor Pelaksana, dari Kas Daerah.

Tak pelak, proyeksi anggaran Rp17,5 Miliar dalam APBD 2015 lalu, tidak terserap maksimal dalam pembangunan fisik kelanjutan pembangunan Masjid Raya. Tak pelak, Masjid terletak di pusat Kotamobagu itu, hingga tahun 2016 ini dalam keadaan terlantar dan dikhawatirkan kondisi bangunan konstruksi beton ini, akan tergerus cuaca panas dan hujan.

Masjid Raya ini diketahui dibangun oleh Walikota Djelantik Mokodompit dengan membongkar bangunan Masjid, namun bangunan baru Masjid yang bakal menjadi Masjid termegah di Sulawesi Utara ini, hingga Djelantik Mokodompit mengakhiri masa pengabdiannya sebagai Walikota Kotamobagu belum selesai dikerjakan karena Djelantik sendiri,  tidak terpilih lagi pada Pilwako medio 2013 lalu.  (audy kerap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.